Iran Gagal Luncurkan 3 Roket ke Luar Angkasa, Tidak Mencapai Orbit
Juru bicara Kementerian Pertahanan dalam siaran pers yang disiarkan tv pemerintah menuturkan roket tidak dapat mencapai kecepatan yang dibutuhkan.
TRIBUNNEWS.COM - Peluncuran luar angkasa yang diprakarsai Iran, Kamis (30/12/2021) gagal menempatkan tiga muatannya ke orbit.
Juru bicara Kementerian Pertahanan Ahmad Hosseini dalam siaran pers yang disiarkan televisi pemerintah menuturkan bahwa roket tidak dapat mencapai kecepatan yang dibutuhkan.
Melansir Al Jazeera, upaya peluncuran menuai kritik dari Amerika Serikat (AS), Jerman, dan Prancis.
"Agar muatan dapat memasuki orbit, perlu mencapai kecepatan di atas 7.600 meter per detik," jelas Hosseini.
"Kami mencapai 7.350," terangnya dalam sebuah rekaman dokumenter tentang kendaraan peluncuran yang disiarkan TV pemerintah dan unggahan onlin, Jumat (31/12/2021).
Baca juga: Iran Luncurkan Roket Bawa Tiga Perangkat Penelitian ke Luar Angkasa
Baca juga: Roket H2A No.45 Berhasil Diluncurkan dari Pusat Antariksa Tanegashima di Nishimoto Jepang

Pada Kamis (30/12/2021), Hosseini tidak mengklarifikasi apakah perangkat telah mencapai orbit.
Tetapi, ia menyebut peluncuran itu adalah tes sebelum upaya mendapat untuk menempatakan satelit ke orbit.
Iran, yang memiliki salah satu program rudal terbesar di Timur Tengah telah mengalami beberapa kegagalan peluncuran satelit dalam beberapa tahun terakhir karena masalah teknis.
Baca juga: Israel Inginkan Persyaratan Lebih Keras Soal Kesepakatan Nuklir Iran
Peluncuran luar angkasa Iran ini diketahui dilakukan saat pembicaraan Amerika-Iran berlangsung di Austria untuk menyelamatkan kesesepakatan itu, Teheran setuju untuk membatasi program nuklirnya dengan imbalan pelonggaran sanksi.
Namun, pada kesepakatan nuklir yang secara resmi dikenal sebagai Rencana Aksi Komprehensif Gabungan (JCPOA), pertama kali ditandatangani pada 2015 oleh Iran dan AS, serta Uni Eropa (UE), Cina, dan Rusia.
Tahun 2018, mantan Presiden AS Donald Trump secara sepihak menarik diri dari pakta tersebut dan menerapkan kembali sanksi keras.
Sejak saat itu Iran telah bergerak maju dengan pengayaan uranium di luar batas yang ditetapkan dalam JCPOA.
Pemerintahan Biden saat ini berusaha untuk kembali ke kesepakatan, tetapi upaya mereka sejauh ini tidak membuahkan hasil.
Baca juga: Militer Irak: 2 Roket Katyusha Hantam Zona Hijau Baghdad
Baca juga: Israel Lancarkan Serangan Udara ke Wilayah Selatan Suriah, Roket Hantam Pos-Pos Tentara

Tanggapan internasional
Washington mengatakan prihatin dengan pengembangan kendaraan peluncuran ruang angkasa Iran.
Lalu, seorang diplomat Jerman mengatakan Berlin telah meminta Iran untuk berhenti mengirim roket peluncuran satelit ke luar angkasa.
Jerman menambahkan bahwa Iran melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB.
Sedangkan Prancis mengatakan peluncuran roket yang bertujuan mengirim tiga perangkat penelitian ke luar angkasa itu melanggar aturan PBB dan "bahkan lebih disesalkan" karena pembicaraan nuklir dengan kekuatan dunia sedang membuat kemajuan, Jumat (31/12/2021).
Baca juga: Penyesalan Chelsea, Barisan Jebolan Cobham Ini Meroket Bersama Tim Elite Eropa

"Kegiatan ini lebih disesalkan karena terjadi pada saat kita membuat kemajuan dalam negosiasi nuklir di Wina," kata Kementerian Luar Negeri Prancis.
“Kami meminta Iran untuk tidak meluncurkan rudal balistik lebih lanjut yang dirancang untuk mampu membawa senjata nuklir, termasuk peluncur luar angkasa.”
Teheran menyangkal bahwa aktivitas luar angkasanya adalah kedok pengembangan rudal balistik atau melanggar resolusi PBB.
Berita lain terkait peluncuran roket
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)