1.000 Pasukan Rusia Ikut Latihan Militer Memukul Mundur Serangan Musuh Terkait Ukraina
Rusia melakukan latihan militer di perbatasan barat untuk memukul mundur serangan udara besar-besaran terkait Ukraina
TRIBUNNEWS.COM – Rusia mengadakan Latihan militer untuk memukul mundur serangan udara besar-besaran yang dilancarkan musuh di dekat perbatasan Barat.
Dilansir dari Al Arabiya, kantor berita Interfax mengutip Distrik Militer Barat Rusia Senin (27/12/2021), di tengah meningkatnya hubungan antara Rusia dengan negara-negara Barat terkait NATO di Kyiv.
Menurut Interfax, sekitar 1.000 tentara ambil bagian dalam latihan militer itu.
Rusia telah mengumpulkan puluhan ribu tentara di pos-pos yang dekat dengan Ukraina.
Rusia menuntut agar tetangga selatannya itu tidak diterima di NATO dan bahwa tidak ada senjata ofensif yang dikerahkan di sana atau di negara-negara tetangga lainnya.
Baca juga: Putin: Tanggapan Rusia Bisa Bervariasi Jika AS dan NATO Tidak Sepakat Tentang Ukraina
Baca juga: Menteri Ukraina Sebut Perang Dunia Ketiga Akan Terjadi Jika Rusia Serang Negaranya
Sejumlah tentara dilaporkan mulai kembali ke pangkalan permanen setelah latihan di dekat Ukraina.
Sanksi AS
Sementara itu, Wakil Presiden Amerika Serikat Kamala Harris mengatakan, AS akan menjatuhkan sanksi yang belum pernah ada terhadap Rusia
Dalam sebuah wawancara dengan CBS, pada hari Minggu (26/12/2021), Kamala Harris mengatakan bahwa Washington mengoordinasikan posisinya dengan sekutu dan memastikan bahwa Kremlin menyadari kemungkinan konsekuensi dari tindakan militer.
“Kami melakukan percakapan langsung dengan Rusia. Presiden, seperti yang Anda tahu, baru-baru ini bertemu secara virtual dengan Putin, dan kami sangat jelas bahwa Rusia tidak boleh menyerang kedaulatan Ukraina, bahwa kami harus bersikap dan kami membela integritas teritorialnya,” katanya.
Baca juga: Intelijen Amerika Prediksi Rusia Invasi Ukraina pada Awal 2022: Putin Menyangkal, Biden Mengancam
Baca juga: Presiden Biden Ingatkan Sanksi Amerika Serikat Jika Rusia Serang Ukraina: Ini Jawaban Presiden Putin
“Kami bekerja dengan sekutu kami dalam hal itu, dan kami sangat jelas bahwa kami siap untuk mengeluarkan sanksi seperti yang belum pernah Anda lihat sebelumnya,” ujarnya seperti dikutip dari Russia Today.
Ini bukan pertama kalinya Washington mengumumkan kemungkinan tindakan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Rusia.
Awal bulan ini, Menteri Luar Negeri Antony Blinken memperingatkan bahwa, jika terjadi konflik militer antara Moskow dan Kiev, AS akan memberlakukan "langkah-langkah ekonomi berdampak tinggi" pada Rusia yang telah "tidak digunakan di masa lalu."
Hal serupa juga disuarakan oleh Wakil Menteri Luar Negeri untuk Urusan Politik Victoria Nuland.
Ancaman tindakan ekonomi muncul menyusul klaim dari media Barat dan politisi bahwa Moskow telah menempatkan pasukan di perbatasannya dengan Ukraina, untuk meluncurkan serangan dalam waktu dekat.
Baca juga: Rusia Umumkan Latihan Militer Berskala Besar di Perbatasan Ukraina Telah Usai
Baca juga: Eropa Timur Memanas, NATO Pertimbangkan Kerahkan Pasukan ke Bulgaria dan Rumania
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov telah membantah tuduhan itu, menyatakan bahwa Rusia hanya memindahkan angkatan bersenjatanya di dalam wilayahnya dan bahwa laporan serangan tidak berdasar.
Peskov mengatakan, perluasan NATO yang mencakup mantan anggota Uni Soviet, termasuk Ukraina, adalah masalah hidup dan mati bagi Rusia.
Berbicara kepada televisi nasional pada hari Minggu (26/12/2021), Peskov menegaskan kembali sikap Moskow pada ekspansi NATO ke arah timur. Potensi naiknya bekas republik Soviet ke dalam aliansi tetap sama sekali tidak dapat diterima oleh Rusia.
“Ekspansi NATO ke negara-negara seperti Ukraina, mungkin negara-negara lain yang dulu berada di Uni Soviet ... ini sebenarnya masalah hidup dan mati bagi kami,” kata Peskov.
Awal bulan ini, Presiden Vladimir Putin melontarkan gagasan tentang perjanjian keamanan komprehensif antara Rusia dan Barat.
Baca juga: Biden dan Putin Bertemu Secara Virtual Bahas Situasi Ukraina
Baca juga: Rusia Klaim Tangkap Tiga Mata-mata Ukraina, Rencanakan Lancarkan Serangan Ledakan
Ide tersebut telah terwujud menjadi dua draft dokumen, satu untuk AS dan satu lagi untuk blok NATO secara keseluruhan.
Kesepakatan yang diusulkan itu termasuk kesepakatan menghentikan ekspansi NATO ke arah timur.
Rusia bersikeras bahwa perjanjian semacam itu harus dibuat dalam bentuk tertulis yang mengikat secara hukum, menunjukkan bahwa janji-janji yang dibuat oleh Barat untuk tidak mendorong NATO ke arah timur setelah runtuhnya Uni Soviet dilanggar.
“Selama dua dekade terakhir, bahkan lebih, kami telah secara konsisten tertipu, dan sebagai akibat dari penipuan ini kami sampai pada situasi di mana keamanan kami berada di bawah ancaman,” kata Peskov.
Jika gagasan jaminan keamanan diabaikan oleh Barat, Rusia berjanji untuk memberikan tanggapan “militer dan teknis” terhadap ekspansi NATO. (Tribunnews.com/Alarabiya/RussiaToday/Hasanah Samhudi)