Sabtu, 4 Oktober 2025

Virus Corona

Amerika Serikat Deteksi Kasus Pertama Varian Omicron

AS mendeteksi kasus pertama varian omicron pada Kamis (2/12/2021) yang menimbulkan kekhawatiran atas dampak varian dari virus corona tersebut.

Penulis: Larasati Dyah Utami
Freepik
Ilustrasi varian Omicron 

Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami

TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Amerika Serikat (AS) mendeteksi kasus pertama varian omicron pada Kamis (2/12/2021) yang menimbulkan kekhawatiran atas dampak varian dari virus corona tersebut.

Kasus AS pertama yang diketahui adalah orang yang divaksinasi penuh di California yang kembali ke Amerika Serikat dari Afrika Selatan pada 22 November dan dinyatakan positif tujuh hari kemudian.

Presiden Joe Biden sedang mengerjakan strategi AS untuk memerangi COVID-19 musim dingin ini.

Reuters melaporkan bahwa salah satu langkah yang dibuat AS adalah dengan memperluas persyaratan bagi para pelancong untuk memakai masker hingga pertengahan Maret.

Baca juga: Sekjen PBB: Pembatasan Perjalanan Internasional Tak Efektif Cegah Penyebaran Omicron

Seorang sumber Reuters mengatakan pengumuman resmi diharapkan akan dikeluarkan pada hari Kamis.

Gedung Putih juga berencana mengumumkan aturan pengujian yang lebih ketat untuk pengunjung internasional.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS sebagaimana yang dilaporkan Reuters, meminta maskapai penerbangan di Amerika Serikat diminta untuk menyerahkan nama penumpang yang datang dari bagian selatan Afrika yang terkena Omicron.

Masih banyak yang belum diketahui tentang varian baru, yang pertama kali ditemukan pada 8 November di Afrika Selatan.

Omoicron telah menyebar ke setidaknya dua lusin negara.

Pakar penyakit menular terkemuka AS Anthony Fauci pada hari Rabu mengatakan perlu waktu dua minggu atau lebih untuk mendapatkan wawasan tentang seberapa mudah varian menyebar, tingkat keparahan penyakit yang ditimbulkannya, dan apakah ia dapat menghindari vaksin yang tersedia saat ini.

Baca juga: Jangan Sampai Kecolongan Varian Omicron, Legislator NasDem Minta Perketat Pintu Masuk Internasional

Institut Nasional untuk Penyakit Menular (NICD) Afrika Selatan mengatakan data epidemiologi awal menunjukkan Omicron mampu menghindari beberapa kekebalan, tetapi vaksin yang ada masih bisa melindungi terhadap penyakit parah dan kematian.

Ahli epidemiologi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Maria van Kerkhove mengatakan pada pengarahan bahwa data harus tersedia setidaknya "dalam beberapa hari" tentang penularan Omicron.

CEO BioNTech mengatakan vaksin yang dibuatnya dalam kemitraan dengan Pfizer (PFE.N) kemungkinan akan menawarkan perlindungan yang kuat terhadap penyakit parah dari Omicron.

Indikasi awal yang menunjukkan Omicron mungkin jauh lebih menular daripada varian sebelumnya telah mengguncang pasar keuangan, karena khawatir bahwa pembatasan baru dapat menghambat pemulihan sementara dari kerusakan ekonomi akibat pandemi.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved