Jumat, 3 Oktober 2025

Virus Corona

WHO: Total Kematian Covid-19 di Eropa akan Melebihi 2,2 Juta pada Maret 2022

WHO mengatakan 700.000 orang lagi di Eropa dapat meninggal akibat Covid-19 pada Maret mendatang, total akan melebihi 2,2 juta.

AFP/MARCEL VAN HOORN
Pengunjung memindai kode QR virus corona di pasar Natal di Valkenburg, pada 14 November 2021 - WHO mengatakan total kasus meninggal di Eropa akan melebihi 2,2 juta pada Maret 2022. 

TRIBUNNEWS.COM - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa 700.000 orang lagi di Eropa dapat meninggal akibat Covid-19 pada Maret 2022, mendatang.

Dengan begitu, total kasus meninggal di Eropa akan melebihi 2,2 juta.

Melansir CNA, WHO mengatakan, total kematian kumulatif akibat penyakit pernapasan di 53 negara di kawasan Eropa WHO telah melampaui 1,5 juta.

Tingkat harian dua kali lipat dari akhir September menjadi 4.200 per hari.

Baca juga: Kasus Covid-19 di Eropa Melonjak, Pemerintah Minta Masyarakat Indonesia Waspada, Selalu Jaga prokes

Baca juga: 2 Tujuan Favorit Wisata Eropa Masuk Kategori Perjalanan dengan Risiko Tertinggi CDC

Eropa wilayah WHO juga mencakup Rusia dan bekas Uni Soviet lainnya, serta Turki.

"Kematian yang dilaporkan secara kumulatif diproyeksikan mencapai lebih dari 2,2 juta pada musim semi tahun depan, berdasarkan tren saat ini," katanya.

WHO menambahkan, bahwa Covid-19 tengah menjadi penyebab kematian regional teratas.

Tekanan tinggi pada unit perawatan intensif (ICU) diperkirakan terjadi di 49 dari 53 negara pada 1 Maret.

Menurut data yang dikutip oleh WHO Eropa, Prancis, Spanyol, dan Hongaria termasuk di antara negara-negara yang diperkirakan akan mengalami tekanan ekstrem penggunaan ICU pada awal 2022.

Sementara itu, Belanda mulai membawa pasien Covid-19 melintasi perbatasan ke Jerman pada hari Selasa karena rumah sakit kewalahan dan infeksi melonjak ke level rekor.

Seorang pasien corona dipindahkan dari Rumah Sakit Ikazia, di Rotterdam, ke Jerman dengan ambulans khusus, pada Selasa (23/11/2021). Ini merupakan pasien corona kedua yang diangkut ke Jerman hari itu karena tekanan tinggi pada rawat inap di Belanda.
Seorang pasien corona dipindahkan dari Rumah Sakit Ikazia, di Rotterdam, ke Jerman dengan ambulans khusus, pada Selasa (23/11/2021). Ini merupakan pasien corona kedua yang diangkut ke Jerman hari itu karena tekanan tinggi pada rawat inap di Belanda. (AFP)

Austria telah memulai penguncian keempat pada hari Senin (22/11/2021).

WHO mengatakan, tingginya jumlah orang yang tidak divaksinasi serta pengurangan perlindungan yang disebabkan oleh vaksin adalah di antara faktor-faktor yang memicu penularan tinggi di Eropa, di samping dominasi varian Delta dan relaksasi langkah-langkah kebersihan.

Baca juga: Protes Pembatasan Covid-19 Musim Dingin, Kerusuhan Melanda Eropa, dari Belanda hingga Austria

Baca juga: Potret Pecahnya Kerusuhan di Eropa Saat Demo Pembatasan Covid-19

Direktur WHO Eropa, Hans Kluge mendesak orang untuk mendapatkan vaksinasi dan juga untuk mendapatkan dosis booster jika direkomendasikan.

Pejabat WHO di markas besar Jenewa sebelumnya telah menyarankan agar tidak menggunakan booster vaksin Covid-19 sebelum banyak orang di seluruh dunia menerima dosis primer.

Pejabat WHO tidak segera menanggapi permintaan komentar tentang apakah ini mewakili perubahan dalam pedoman resmi.

"Kita semua memiliki kesempatan dan tanggung jawab untuk membantu mencegah tragedi yang tidak perlu dan hilangnya nyawa, dan membatasi gangguan lebih lanjut terhadap masyarakat dan bisnis selama musim dingin ini," kata Kluge.

(Tribunnews.com/Yurika)

Artikel terkait lainnya

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved