Konflik di Afghanistan
Taliban Larang Sinetron yang Tampilkan Aktor Wanita hingga Rilis Aturan Berjilbab Bagi Presenter
Pemerintah Taliban di Afghanistan mengeluarkan serangkaian 'pedoman agama' pada Minggu (21/11/2021) terkait siaran TV yang menampilkan wanita.
Sebelumnya, Taliban memerintahkan anak perempuan dan gadis muda untuk tidak bersekolah.
Wali Kota Kabul juga mengatakan kepada para pegawai wanita di kantor pemerintahan untuk tetap berada di rumah.

Mereka boleh masuk kerja jika tugasnya tidak dapat digantikan pria.
Taliban mengklaim pembatasan pendidikan dan pekerjaan kepada wanita ini hanya berlangsung sementara.
Kelompok militan ini hanya ingin memastikan lingkungan kerja dan pendidikan aman bagi perempuan.
Dikecam Aktris Asal Afghanistan
Seorang aktris Amerika-Afghanistan yang tinggal di Los Angeles, Fereshta Kazemi mengritik pedoman baru ini.
Menurutnya, Taliban merilis aturan sebagai upaya "penghapusan perempuan dari masyarakat".
Dilansir SBS News, Kazemi diketahui berhasil kabur dari Afghanistan tepat saat Kabul jatuh di tangan Taliban pada Agustus lalu.
"Mengerikan bahwa Taliban mengeluarkan wanita dari (drama) televisi," kata Kazemi kepada SBS News.
"Pertama mereka mengeluarkan perempuan dari sekolah, kemudian mereka mengeluarkan mereka dari pekerjaan dan sekarang mereka mengeluarkan mereka dari salah satu media paling penting yang membantu membentuk kewanitaan di negara ini," kata Kazemi.
Pedoman baru ini dirilis tiga bulan setelah Taliban mengambil alih negara dan menjanjikan pemerintahan moderat.
Lahir di Afghanistan, Kazemi bermigrasi ke AS bersama orang tuanya ketika dia baru berusia empat tahun.
Dia kembali ke Afghanistan pada 2010-an untuk bekerja sebagai aktor dan sutradara.

Baca juga: Dinilai Rusak Estetika Kawasan Perkotaan, Satpol PP Medan Bongkar Tenda Pengungsi asal Afghanistan
Baca juga: Utusan PBB: Taliban Tak Mampu Bendung Pertumbuhan ISIS-K, Hadir di Setiap Provinsi di Afghanistan
Pada 2013, dia memainkan peran utama dalam The Icy Sun, sebuah film Afghanistan tentang seorang wanita yang diperkosa dan kemudian dibenci oleh masyarakat, yang menganggapnya bertanggung jawab atas kejahatan itu alih-alih mengejar pelakunya.