Minggu, 5 Oktober 2025

Penasihat Spiritual Duterte, Quiboloy, Didakwa dengan Perdagangan Seksual di AS

Jaksa penuntut umum AS mendakwa penasihat spiritual Rodrigo Duterte, Apollo Quiboloy, terlibat dalam perdagangan seksual di Amerika Serikat

Editor: hasanah samhudi
CNN
Apollo Quiboloy 

TRIBUNNEWS.COM, METRO MANILA — Jaksa Penuntut Umum Amerika Serikat telah mengajukan tuntutan perdagangan seks terhadap Apollo Quiboloy, pemimpin gereja besar dan penasihat spiritual Presiden Rodrigo Duterte.

Quiboloy didakwa telah memaksa gadis-gadis di bawah umur dan wanita muda untuk berhubungan seks dengannya di bawah ancaman “kutukan abadi.”

Dilansir dari CNN, Departemen Kehakiman AS (DOJ AS) pada hari Kamis (18/11/2021) waktu setempat mengumumkan dakwaan terhadap Quiboloy sebagai pendiri Kerajaan Yesus Kristus, Nama Di Atas Segala Nama (KOJC).

Dua orang lainnya juga didakwa, yaitu "Administrator internasional" KOJC di AS, Teresita Tolibas Dandan, dan mantan administrator top Helen Panilag.

Tiga pejabat gereja teratas masih buron. Departemen Kehakiman AS mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa para terdakwa diyakini berada di Kota Davao, wilayah keluarga Duterte.

Baca juga: Presiden Duterte: Ada Pengguna Kokain di Antara Kandidat Pemilihan Presiden Filipina

Baca juga: Putri Presiden Duterte Jadi Cawapres Putra Marcos, Bakal Jadi Tim Kuat dan Diunggulkan

Pejabat AS juga menangkap Felina Salinas, Maria de Leon, dan Bettina Padilla Roces pada hari Kamis (18/11/2021).

Ketiganya diperkirakan akan muncul pertama kali pada hari yang sama di Pengadilan Distrik Amerika Serikat di Los Angeles dan Honolulu.

Pernyataan kejaksaan juga menyebutkan bahwa ketiga orang ini diyakini bertanggung jawab mengarahkan dana yang diminta dari anggota gereja ke pejabat gereja di Filipina dan memproses pernikahan palsu dan dokumen terkait imigrasi untuk pekerja KOJC.

Mereka adalah bagian dari dakwaan pengganti baru yang menambah jumlah terdakwa menjadi sembilan dalam dakwaan yang diajukan terhadap beberapa administrator KOJC pada tahun 2020.

Jaksa menuduh Quiboloy, Dandan, dan Salinas berpartisipasi dalam konspirasi untuk terlibat dalam perdagangan seks dengan kekerasan, penipuan, dan paksaan.

Baca juga: Guru Spiritual di Jawa Timur Dilaporkan ke Polres Tuban Terkait Aksi Pelecehan

Baca juga: Seorang Guru Spiritual di Gresik Diduga Setubuhi 7 Istri Murid, Terungkap dari Percakapan di WA

Para terdakwa diduga merekrut perempuan berusia 12 hingga 25 tahun untuk bekerja sebagai asisten pribadi, yang disebut “pastoral”, untuk Quiboloy.

DOJ AS menyatakan, dakwaan setebal 74 halaman itu menyebutkan tiga dari lima korban perempuan masih di bawah umur ketika dugaan perdagangan seks dimulai.

Dakwaan itu menyatakan bahwa para korban menyiapkan makanan Quiboloy, membersihkan tempat tinggalnya, memberinya pijatan, dan diharuskan berhubungan seks dengan pendeta sebagai bagian dari "tugas malam".

Para korban diduga diperintahkan untuk berhubungan seks dengan Quiboloy pada jadwal yang ditentukan oleh pemimpin gereja dan lainnya, termasuk Dandan.

"Quiboloy dan administrator KOJC lainnya mengatakan kepada pastoral bahwa melakukan 'tugas malam' adalah 'kehendak Tuhan' dan hak istimewa, serta demonstrasi yang diperlukan dari komitmen pastoral untuk memberikan tubuhnya kepada terdakwa Quiboloy sebagai 'Anak Tuhan yang Ditunjuk,'" sebut dakwaan itu.

Baca juga: Kronologi 4 Anak Perempuan Dikurung Bertahun-Tahun, sang Ibu Pernah Didatangi Guru Spiritual

Baca juga: Korban Trafficking Sengaja Dibuat Terlilit Hutang agar Bisa Dijual

Mereka yang mengikuti perintah diberi hadiah kamar hotel mewah, liburan, dan pembayaran tunai tahunan berdasarkan "kinerja" mereka.

Surat dakwaan mengatakan dana tersebut berasal dari uang yang diminta oleh pekerja KOJC di AS.

Mimpi buruk tidak berakhir bagi para korban yang berhasil melarikan diri.

Pernyataan itu menambahkan, mereka menghadapi pelecehan di depan anggota KOJC lainnya untuk mencegah korban lain pergi sehingga gereja dapat menyembunyikan pelecehan seksual lebih lanjut.

“Quiboloy akan memberikan khotbah yang disiarkan kepada anggota KOJC di seluruh dunia, di mana dia akan menuduh bahwa para korban yang melarikan diri telah terlibat dalam tindakan kriminal dan aktivitas seksual bebas, dan oleh karena itu menghadapi hukuman abadi,” bunyi dakwaan tersebut.

Baca juga: Cerita Calon Hakim Agung Tangani Kasus Human Trafficking yang Korbannya Anak-anak Tapi Pernah Nikah

Baca juga: Polres Tulangbawang Tangkap 4 Pelaku Human Trafficking dan Postitusi Anak di Bawah Umur

Ia juga mengatakan skema perdagangan seks dimulai paling tidak pada tahun 2002 dan berlanjut hingga setidaknya 2018.

Quiboloy, Dandan dan Salinas didakwa setidaknya tiga dari lima tuduhan substantif perdagangan seks dengan kekerasan, penipuan dan paksaan.

Koneksi Quiboloy-Duterte

Quiboloy mengatakan persahabatannya dengan Duterte sudah berlangsung lama sejak jemaatnya baru sekitar 15 anggota.

Pendeta itu mengaku memberikan properti, rumah, dan kendaraan kepada Duterte. Dia juga meminjamkan helikopter dan pesawat lainnya selama kampanye presiden 2016.

Duterte, yang tidak sering memberikan wawancara satu lawan satu dengan media arus utama, telah berulang kali diwawancarai di acara TV Quiboloy.

Baca juga: 3 Ancaman Presiden Filipina Duterte bagi Warga yang Menolak Divaksin: Penjara hingga Usir ke India

Baca juga: Pengadilan Internasional Selidiki Duterte Atas Dugaan Kejahatan Terhadap Kemanusiaan

Ketika pengaduan pemerkosaan diajukan terhadap pemimpin agama, Malacañang menolak berkomentar, mengatakan itu adalah masalah pribadi.

Kejahatan lainnya

Dakwaan pengganti juga menguraikan operasi permintaan KOJC secara nasional, yang diduga menimbulkan tindakan kriminal tambahan, termasuk kerja paksa, perdagangan tenaga kerja, penghambaan dokumen, penipuan pernikahan, dan pencucian uang.

Di bawah arahan Quiboloy, administrator KOJC diduga membawa pekerja dari Filipina ke Amerika Serikat dan menyita semua bentuk identifikasi sebelum memaksa para pekerja untuk menghabiskan berjam-jam secara ilegal meminta uang untuk KOJC di luar bisnis di seluruh Amerika Serikat.

Dakwaan menyebutkan, para pekerja KOJC mengatakan kepada calon donor bahwa uang mereka akan digunakan oleh Yayasan Kegembiraan Anak-anak yang berbasis di Glendale untuk membantu anak-anak miskin.

Padahal, uang itu sebenarnya digunakan untuk secara langsung membiayai operasi KOJC dan gaya hidup mewah para pemimpin KOJC, termasuk Quiboloy.

Baca juga: Dikritik karena Covid-19, Presiden Duterte Minta Rakyat Filipina Sabar: Andaikan Punya Tongkat Ajaib

Biro Investigasi Federal Amerika Serikat menangkap tiga anggota KOJC dan menuduh mereka berkonspirasi untuk melakukan penipuan imigrasi pada Januari 2020.

Quiboloy tidak asing dengan tuduhan. Dia menghadapi beberapa tuduhan penyelundupan uang tunai.

Seorang mantan pengikut juga mengajukan kasus terhadapnya di Kota Davao pada tahun 2019 karena pemerkosaan. Kubunya telah membantah tuduhan itu. (Tribunnews.com/CNN/Hasanah Samhudi)

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved