Selasa, 30 September 2025

Hari Paling Berdarah di Sudan, Demo Anti-kudeta Tewaskan 15 Orang

Hari paling berdarah sejak pengambilalihan kekuasaan Sudan pada 25 Oktober 2021. Sedikitnya 15 orang tewas dan puluhan lainnya terluka.

AFP/-
Penentang kudeta militer Sudan turun ke jalan-jalan di ibu kota Khartoum, pada 17 November 2021, hari paling berdarah sejak pengambilalihan militer pada 25 Oktober. 15 demonstran tewas dan puluhan lainnya luka-luka. 

Mereka membawa foto dengan slogan: "Legitimasi datang dari jalan, bukan dari meriam."

Gambar protes di kota-kota besar dan kecil termasuk Port Sudan, Kassala, Dongola, Wad Madani, dan Geneina diposting di media sosial.

Para demonstran turun ke jalan menentang tindakan keras pasukan keamanan yang telah menewaskan puluhan orang sejak militer merebut kekuasaan bulan lalu.

Para pengunjuk rasa menuntut penyerahan penuh kepada pemerintahan sipil dan agar para pemimpin kudeta diadili di pengadilan.

Baca juga: Ibu Kota Negara Afrika Ini Diguncang Serangan Bom Bunuh Diri Kelompok ISIS, 3 Orang Tewas

Baca juga: Gerombolan Burung Beo Terbang di Beberapa Daerah Tokyo Mulai Resahkan Warga Jepang

Jenderal tertinggi Sudan, Abdel Fattah al-Burhan, mengumumkan keadaan darurat pada 25 Oktober.

Dia membubarkan pemerintah dan menahan para pemimpin sipil.

Pekan lalu, al-Burhan menunjuk Dewan Penguasa yang baru, menggantikan pemerintah transisi negara itu, yang terdiri dari tokoh-tokoh sipil dan militer.

Itu dibentuk pada 2019 sebagai bagian dari perjanjian pembagian kekuasaan antara anggota tentara dan warga sipil dengan tugas mengawasi transisi Sudan ke demokrasi setelah pemberontakan rakyat yang menyebabkan penggulingan penguasa lama Omar al-Bashir.

(Tribunnews.com/Yurika)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved