Sabtu, 4 Oktober 2025

Virus Corona

Thailand, Australia, dan Israel Membuka Perjalanan Internasional setelah 18 Bulan Pembatasan

Thailand, Australia, dan Israel akhirnya melonggarkan pembatasan perjalanan internasional untuk pertama kalinya dalam 18 bulan, Senin (1/11/2021).

Penulis: Ika Nur Cahyani
asiawebdirect.com
Ilustrasi 1 hari keliling Bangkok 

TRIBUNNEWS.COM - Thailand, Australia, dan Israel akhirnya melonggarkan pembatasan perjalanan internasional untuk pertama kalinya dalam 18 bulan, Senin (1/11/2021).

Dilansir Reuters, pembukaan ini diikuti masuknya ratusan turis asing di ibu kota Thailand, Bangkok. 

Thailand menyetujui perjalanan bebas karantina dari lebih dari 60 negara, termasuk China dan Amerika Serikat.

Negeri Gajah Putih ini merupakan salah satu destinasi wisata paling populer di Asia.

Pembukaan perbatasan juga disambut bahagia masyarakat di Sydney, Australia.

Baca juga: IDAI Ungkap Kondisi Anak Usia 6-11 Tahun yang Tak Boleh Ikut Vaksinasi Covid-19

Baca juga: Syarat Perjalanan Terbaru Naik Pesawat di Jawa-Bali: Boleh Pakai Tes Antigen

Pagoda terkenal di taman nasional Doi Inthanon di Chiang Mai, Thailand
Pagoda terkenal di taman nasional Doi Inthanon di Chiang Mai, Thailand (Freepik @tawatchai07)

Ratusan orang menyambut sanak famili dan kolega yang akhirnya bisa masuk ke Australia tanpa karantina.

Setelah lebih dari 18 bulan menetapkan aturan pembatasan Covid-19 paling ketat di dunia, jutaan orang Australia sekarang bebas bepergian tanpa izin atau perlu dikarantina.

Hal yang sama juga dilakukan Israel.

Negara ini melonggarkan aturan perjalanan mulai Senin (1/11/2021).

Turis individu diizinkan masuk dengan syarat sudah menerima vaksin Covid-19 booster atau dosis tambahan.

Namun, jadi pengecualian jika lebih dari enam bulan telah berlalu sejak dosis terakhir mereka.

Sementara itu, rombongan wisata atau turis yang datang secara grup dibebaskan dari aturan enam bulan jarak vaksinasi itu.

Kendati demikian, rombongan harus melakukan tes PCR atau antigen setiap 72 jam selama dua minggu pertama tinggal di Israel.

Pandemi Covid-19 memberi dampak besar untuk perjalanan lintas negara atau internasional.

Asosiasi Pengangkutan Udara Internasional (IATA) memperkirakan kerugian sebesar $200 miliar akibat pandemi terhadap industri penerbangan global selama periode 2020 hingga 2022.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved