Jepang Aktif Bersama ASEAN Lakukan Indo-Pasifik yang Bebas dan Terbuka
Jepang akan dengan giat memajukan upaya untuk mencapai "Indo-Pasifik yang Bebas dan Terbuka (FOIP)" dalam kerjasama dengan ASEAN .
Setelah sambutan dari negara-negara ASEAN, Perdana Menteri Kishida membuat pernyataan seperti di bawah ini, mencatat bahwa Jepang memiliki banyak pandangan yang sama dengan negara-negara ASEAN dalam urusan regional dan internasional.
Laut Cina Timur dan Laut Cina Selatan
"Kepentingan bersama kita untuk menjadikan Indo-Pasifik sebagai laut yang bebas, terbuka, dan damai. Jepang berbagi keprihatinan serius dengan negara-negara ASEAN dan sangat menentang tantangan terhadap tatanan maritim yang bebas dan terbuka berdasarkan aturan hukum, dengan referensi khusus ke Laut Cina Timur dan Selatan."
Negara-negara ASEAN juga menyebutkan pentingnya kebebasan navigasi dan penerbangan di atas Laut Cina Selatan, dan pentingnya penyelesaian sengketa secara damai sesuai dengan hukum internasional, termasuk Konvensi PBB tentang Hukum Laut.
Korea Utara
Perdana Menteri Kishida menyatakan bahwa Korea Utara meluncurkan rudal balistik bulan ini dan bahwa perdamaian dan keamanan kawasan dan masyarakat internasional terancam.
Dia juga menyatakan bahwa implementasi penuh dari resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa sangat penting untuk mencapai pembongkaran yang lengkap, dapat diverifikasi dan tidak dapat diubah (CVID) dari semua senjata pemusnah massal dan rudal balistik dari semua jangkauan Korea Utara.
Selain itu, dia meminta pemahaman dan kerja sama yang berkelanjutan dari semua negara untuk segera menyelesaikan masalah penculikan.
Negara-negara peserta juga membuat pernyataan tentang pentingnya denuklirisasi di Semenanjung Korea. Mereka menyatakan dukungan mereka untuk penyelesaian masalah penculikan.
Situasi Myanmar
Mengenai situasi di Myanmar, Jepang mendukung upaya ASEAN termasuk "Konsensus Lima Poin," dan implementasinya yang cepat. Jepang mendesak Myanmar untuk merespon secara konstruktif.
Negara-negara tersebut juga menyebutkan pentingnya kerja sama untuk implementasi cepat "Konsensus Lima Poin" dan bantuan kemanusiaan kepada rakyat Myanmar.
Pada akhirnya Perdana Menteri Kishida menyatakan niatnya untuk terus bekerja sama secara erat untuk memastikan bahwa kawasan Indo-Pasifik akan tetap menjadi kawasan yang bebas, terbuka, damai, dan sejahtera.