Rabu, 1 Oktober 2025

Penanganan Covid

CDC Sebut Orang dengan Kelainan Imun Bisa Dapatkan Vaksin Covid-19 Dosis ke-4

CDC sebut orang dengan gangguan imun bisa mendapatkan vaksin Covid-19 dosis keempat, 6 bulan setelah dosis ketiga.

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Daryono
TRIBUNNEWS/Jeprima
ILUSTRASI Vaksin Covid-19: Tampak pada gambar vaksin Covid-19 Moderna yang akan menjadi dosis ketiga atau vaksin booster dan jarum suntik bagi tenaga kesehatan di Puskesmas Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara, Senin (9/8/2021). 

Laporan tersebut menemukan bahwa efek sampingnya sebagian besar ringan atau sedang, termasuk nyeri lengan, kelelahan, dan sakit kepala.

Orang-orang umumnya mengalami efek samping itu sehari setelah vaksinasi.

Sekitar 28 persen orang mengatakan mereka tidak dapat melakukan kegiatan rutin, tulis temuan penelitian tersebut.

FDA Setujui Booster 'Mix and Match', Rusia Klaim Sputnik V Jadi Pelopor Metode Ini

Diberitakan Tribunnews.com sebelumnya, CEO Dana Investasi Langsung Rusia (RDIF) Kirill Dmitriev mengklaim bahwa negaranya pelopor dalam memanfaatkan pendekatan koktail vaksin virus corona (Covid-19).

Hal ini ia sampaikan untuk menanggapi keputusan terbaru yang diambil oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) Amerika Serikat (AS) yang mengizinkan pencampuran atau mix and match vaksin dalam upaya memberikan perlindungan maksimal kepada warga Amerika dalam melawan virus tersebut.

"Sputnik juga yang pertama menawarkan kemitraan vaksin kepada produsen lain," kata Dmitriev.

Ia pun turut mengklaim uji klinis kombinasi komponen pertama Sputnik V yakni vaksin Sputnik Light sekali dosis dengan vaksin lain berhasil dilakukan di seluruh dunia.

Dikutip dari laman Sputnik News, Jumat (22/10/2021), menurut siaran pers yang dipublikasikan RDIF, keputusan FDA tersebut pada dasarnya memungkinkan untuk mencampur dan mencocokkan dosis penguat (booster) sebagai 'konfirmasi lain dari efektivitas pendekatan koktail vaksin pada inti Sputnik V' yang tidak hanya memperkuat dan memperpanjang respons kekebalan.

Baca juga: Kasus Covid-19 Tinggi, RI Belum Buka Pintu Masuk untuk Rusia

Namun juga meningkatkan efektivitas vaksin terhadap mutasi baru virus corona dan memberikan fleksibilitas untuk upaya vaksinasi di seluruh dunia.

Dmitriev juga telah menyatakan bahwa hasil keamanan dan imunogenisitas kuat yang ditunjukkan oleh Sputnik Light dalam studi bersama menjadikan vaksin itu sebagai booster universal serta salah satu solusi terbaik untuk memvaksinasi ulang individu yang sebelumnya telah diberikan vaksin merek lain.

"Dengan efektivitas keseluruhan mencapai 91,4 persen, Sputnik V juga menunjukkan efektivitas 83 persen terhadap infeksi varian Delta dan 94 persen terhadap kasus rawat inap," tegas Dmitriev.

Sputnik Light sekali dosis juga telah menunjukkan efektivitas yang tinggi, baik saat digunakan secara mandiri maupun sebagai booster.

Menurut temuan Gamaleya Center yang didasarkan pada data dari 28.000 subjek di Moskwa, saat diberikan secara mandiri, Sputnik Light menunjukkan efektivitas mencapai 70 persen terhadap infeksi yang disebabkan varian Delta selama tiga bulan pertama setelah pemberian vaksinasi.

Perlu diketahui, RDIF merupakan lembaga yang mengelola dana kekayaan negara yang didirikan oleh pemerintah Rusia pada 2011 untuk melakukan investasi bersama, ekuitas bersama investor keuangan dan strategis internasional terkemuka, terutama di Rusia.

Sebelumnya pada 20 Oktober lalu, FDA menghapus vaksin Moderna dan J&J (Johnson & Johnson) dari kategori vaksin booster dan mendukung apa yang disebut pendekatan Mix & Match.

Ini memungkinkan warga Amerika untuk mendapatkan suntikan yang berbeda dengan inokulasi awal mereka sebagai upaya peningkatan perlindungan terhadap Covid-19.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie/Fitri Wulandari)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved