Sabtu, 4 Oktober 2025

PROFIL Kei Komuro, Suami Putri Mako dari Jepang, Rakyat Biasa yang Mengejar Karier Hukum di AS

Suami Putri Mako, Kei Komuro, akan mengejar karier hukum di Amerika Serikat setelah menikah.

Nicolas Datiche / POOL / AFP
Mantan putri Jepang Mako (kanan) dan suaminya Kei Komuro (kiri) saat konferensi pers untuk mengumumkan pendaftaran pernikahan mereka, di Grand Arc Hotel di Tokyo pada 26 Oktober 2021. 

Ia lalu melanjutkan pendidikan di Universitas Kristen Internasional di Tokyo sebelum menuju Amerika Serikat.

Selama menjalani perkuliahan di Universitas Kristen Internasional, ia bertemu sang putri yang berkuliah di universitas yang sama.

Pada tahun 2010, Komuro terpilih sebagai "Pangeran Laut" untuk memimpin kampanye pariwisata untuk kota pesisir Fujisawa, Prefektur Kanagawa, selama setahun.

Dia juga bekerja paruh waktu di sebuah restoran Prancis dan cram school.

Komuro dikabarkan melamar sang putri saat kedua masih mahasiswa.

Foto diambil tahun 2014, saat Kei Komuro berusia 22 tahun, lulus dari Universitas Kristen Internasional di Tokyo.
Foto diambil tahun 2014, saat Kei Komuro berusia 22 tahun, lulus dari Universitas Kristen Internasional di Tokyo. (Foto milik Kei Komuro/Kyodo)

Komuro adalah anak dari orang tua tunggal.

Ayahnya meninggal ketika dia masih duduk di sekolah dasar.

Ia lalu dibesarkan seorang diri oleh ibunya, Kayo.

Namun, sang ibu sempat terjerat skandal.

Ibu Komuro digosipkan berselisih dengan mantan tunangannya dengan melibatkan uang sekitar 4 juta yen.

Perselisihan itu pun kerap diliput tabloid mingguan dan membuat citra Komuro dan ibunya buruk di mata rakyat Jepang.

Namun Komuro merilis pernyataan untuk mengklarifikasi masalah tersebut dan tetap bertekad untuk menikahi sang putri.

Pandangan Misogini di Jepang

Kaori Hayashi, seorang ahli studi media dan wakil presiden eksekutif dari Universitas Tokyo, mengatakan pasangan kerajaan biasanya dipilih dengan hati-hati dari kalangan tradisional yang bersosialisasi dengan keluarga Kekaisaran.

Selain itu, di Jepang, persepsi bahwa ibu tunggal tidak mampu membesarkan anak dengan benar, masih ada, ungkap Hitomi Tonomura, pakar studi gender dari University of Michigan.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved