Yoshimi Matsuo Bantu Warga Asing di Jepang, Termasuk Konsultasi dalam Bahasa Indonesia
Matsuo berusaha mendukung penduduk asing di Jepang, mengenai kehidupan, perawatan medis, pencegahan bencana serta dukungan keuangan.
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Yoshimi Matsuo, Ketua NPO 'Treasures of The Planet' yang berbasis di Kota Nagasaki berinisiatif membantu warga asing yang ada di Jepang, termasuk konsultasi dalam bahasa Indonesia lewat situsnya universalaid.jp dalam 11 bahasa.
"Saya punya teman Indonesia nanti dia yang akan bantu kalau ada konsultasi dalam bahasa Indonesia. Kalau saya dalam bahasa Jepang dan bahasa Inggris," kata Matsuo yang mengaku tinggal selama 20 tahun di New York Amerika Serikat.
Matsuo berusaha mendukung penduduk asing di Jepang, mengenai kehidupan, perawatan medis, pencegahan bencana, dukungan keuangan, dalam 11 bahasa termasuk bahasa Indonesia.
"Pada awalnya isi situs tersebut diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa dengan alat penerjemah, lalu dikoreksi oleh warga asing yang bersangkutan. Kita luncurkan portal itu sejak 1 Agustus 2021," kata dia.
Menurutnya, portal itu berisi hal-hal yang sesuai dengan perspektif orang asing yang ada di Jepang.
"Awalnya saya konsultasi dengan teman-teman yang ada di Universitas Nagasaki, warga negara mana saja yang ada di sana. Itu sebabnya memunculkan juga bahasa Indonesia," lanjut Matsuo kepada Tribunnews.com, Selasa (28/9/2021).
Isi portal dalam 11 bahasa: Jepang, Inggris, China, Korea, Vietnam, Nepal, Indonesia, Tagalog, Thailand, Malaysia, dan Spanyol.
Selain informasi kehidupan dasar seperti pajak, sistem asuransi, cara membuang sampah, dan utilitas seperti air dan listrik, juga disertakan informasi cara vaksinasi covid-19 dan kesiapsiagaan bencana.
"Kami juga menerima konsultasi melalui email atau telepon. Sebaiknya untuk orang Indonesia yang mau menyampaikan dalam bahasa Indonesia tulis dulu lewat email, nanti saya sampaikan ke teman orang Indonesia di sini dan akan kita balas," kata dia.
Treasures of The Planet didirikan pada tahun 2014 oleh Matsuo, yang memiliki pengalaman 20 tahun tinggal di Amerika Serikat.
Baca juga: Mantan Pejabat Kedubes Jepang di Indonesia, Ryo Nakamura Jadi Kepala Kepolisian Nagasaki
Setelah kembali ke Jepang dan kembali ke Kota Nagasaki, dia mendengar tentang kekhawatiran dan kesepian hidup dari orang asing yang ditemui di Institut Kedokteran Tropis Nagasaki, tempatnya bekerja.
Matsuo lalu memulai upaya mendukung mereka di antaranya mengundang mereka ke pesta rumah untuk berinteraksi satu sama lain dan mendukung prosedur di balai kota.
Dia juga terus memberikan pendidikan keselamatan lalu lintas dan dukungan pertanian di Laos, Asia Tenggara.
Sambil melanjutkan kegiatannya, Matsuo mengetahui bahwa kekhawatiran orang asing yang tinggal di Jepang menjadi lebih serius karena virus corona sejak tahun lalu.
Oleh karena itu, idenya adalah untuk membuat situs web di mana sebagian besar orang asing dapat menggunakan ponsel cerdas mereka untuk mendapatkan informasi kehidupan yang diperlukan dalam bahasa ibu mereka.
Persiapan dilakukan dengan menggunakan subsidi swasta.
"Penting untuk mengetahui masalah apa yang dialami orang asing dari sudut pandang orang asing, daripada hanya menerjemahkan informasi untuk orang Jepang," kata Matsuo.
Dari Januari hingga Maret 2021, pihaknya melakukan kuesioner kepada sekitar 360 orang asing yang tinggal di luar kota untuk mengetahui situasi sebenarnya.
Baca juga: Pemilik Perusahaan Properti Ditangkap Polisi Jepang Setelah Tertidur di Dalam Mobilnya
Dengan kerja sama mahasiswa dari Sekolah Pascasarjana Kedokteran Tropis dan Kesehatan Global di Universitas Doshisha, Matsuo bertanya tentang kecemasan dan dampaknya terhadap kehidupan mereka.
Mengenai "informasi yang ingin Anda peroleh dalam bahasa ibu" terbanyak kepriharinan mengenai Coronavirus, 60 persen khususnya "gejala saat terinfeksi", dan hampir setengahnya mengatakan "bagaimana mengatasi infeksi" dan "rumah sakit di mana bisa pergi ke dokter".
Kemudian juga soal "dukungan ekonomi" dan sebagainya.
Selain itu, sekitar 40 persen responden menjawab bahwa mereka memiliki hubungan yang kurang dengan orang lain dan ekonomi jadi tidak stabil.
Pekerjaan paruh waktu berkurang. Juga pertanyaan bagaimana mendapatkan vaksin Covid-19.
"Kami akan terus menambahkan informasi sesuai dengan isi konsultasi dan permintaan, dan di masa depan kami ingin memberikan kemudahan bagi orang asing tidak hanya di Nagasaki tetapi di seluruh Jepang untuk bisa digunakan lebih lanjut," ujarnya.
Sementara itu beasiswa (ke Jepang), belajar gratis di sekolah bahasa Jepang di Jepang, serta upaya belajar bahasa Jepang yang lebih efektif melalui aplikasi zoom terus dilakukan bagi warga Indonesia secara aktif dengan target belajar ke sekolah di Jepang. Info lengkap silakan email: [email protected] dengan subject: Belajar bahasa Jepang.