Sabtu, 4 Oktober 2025

Resep bahagia dari plakat pembuat roti di kota kuno Pompeii yang musnah 2.000 tahun lalu

Terlepas dari pandemi yang secara radikal mengubah kehidupan miliaran orang, "Laporan Kebahagiaan Dunia" menunjukkan bahwa tingkat kebahagiaan

Dan yang terpenting, hubungan yang disorot dalam penelitian ini adalah hubungan yang didasarkan pada cinta, perhatian, dan kesetaraan, ketimbang pelecehan dan eksploitasi.

Sama seperti Depresi Hebat yang memotivasi penelitian Harvard, pandemi saat ini mengilhami ilmuwan sosial Arthur Brooks untuk meluncurkan, pada April 2020, kolom mingguan tentang kebahagiaan berjudul "How to Build a Life."

Dalam artikel pertamanya untuk seri ini, Brooks mengulang penelitian yang menunjukkan keyakinan dan pekerjaan yang bermakna - selain hubungan dekat - dapat meningkatkan kebahagiaan.

Temukan kebahagiaan dalam kekacauan dan ketidakteraturan

Berbagai saran Brooks berkorelasi dengan temuan-temuan pada World 2021 Happiness Report, yang mencatat "peningkatan sekitar 10% dalam jumlah orang yang mengatakan mereka khawatir atau sedih pada hari sebelumnya."

Keyakinan, hubungan, dan pekerjaan yang bermakna semuanya berkontribusi pada perasaan aman dan stabilitas - keduanya terpapar dampak pandemi.

Tukang roti Pompeii, yang memilih untuk menempatkan plakatnya di tempat usahanya, kemungkinan besar akan setuju tentang hubungan yang signifikan antara kebahagiaan, pekerjaan, dan keyakinan.

Dan meskipun dia tidak - sejauh yang dapat dikatakan sejarawan, hidup di masa pandemi - dia tidak asing dengan adanya tekanan sosial.

Ada kemungkinan bahwa pilihan dekorasinya mencerminkan kecemasan terpendam, yang dapat dimengerti mengingat pergolakan politik di Pompeii dan Kekaisaran dalam 20 tahun terakhir kehidupan kota.

Baca juga:

Pada saat letusan gunung berapi terakhir tahun 79 M, kita tahu bahwa beberapa penduduk Pompeii masih membangun kembali dan memulihkan dari gempa bumi tahun 62 M.

Kehidupan tukang roti pasti dipenuhi dengan pengingat akan ketidakstabilan dan bencana yang akan datang.

Mungkin saja plakat itu adalah upaya untuk memerangi ketakutan ini.

Lagi pula, akankah orang yang benar-benar bahagia merasa perlu memasang plakat yang menyatakan kehadiran kebahagiaan di rumah mereka?

Atau mungkin saya menganalisis obyek ini secara berlebihan, dan itu hanyalah ornamen yang dibuat secara massal - versi abad pertama dari plakat "Home Sweet Home" atau "Live, Laugh, Love" di zaman kita- yang dibeli oleh pembuat roti atau istrinya.

Halaman
1234
Sumber: BBC Indonesia
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved