Seorang Mahasiswa Lepaskan Tembakan di Kampus Rusia, 8 Orang Tewas
Peristiwa penembakan oleh seorang mahasiswa ke sebuah universitas di Rusia pada Senin (20/9/2021) menewaskan 8 orang.
TRIBUNNEWS.COM - Seorang mahasiswa melepaskan tembakan ke sebuah universitas di Kota Perm, Rusia pada Senin (20/9/2021).
Akibat penembakan tersebut telah menewaskan sedikitnya delapan orang, dan beberapa lainnya luka-luka.
Dikutip dari CNA, juru bicara universitas Natalia Pechishcheva mengatakan, pria bersenjata itu akhirnya tewas setelah melakukan penembakan di Perm State University, sekitar 1.300 km sebelah timur Moskow.
"Dia dilumpuhkan," katanya.
Rekaman dari tempat kejadian menunjukkan tubuhnya terjatuh dalam posisi tengkurap.
Baca juga: Para Peneliti di Kamboja Kumpulkan Sampel Kelelawar untuk Lacak Asal-Usul Covid-19
Baca juga: PM Spanyol Tunda Keberangkatan ke NY untuk Sidang Umum PBB, Pantau Lokasi Letusan Gunung Berapi
Sebelumnya, dalam sebuah rekaman media dari tempat kejadian menunjukkan siswa melompat dari jendela lantai pertama untuk melarikan diri dari gedung.
Kemudian mereka mendarat dengan keras di tanah sebelum berlari ke tempat yang aman.
Para siswa membangun barikade dari kursi untuk menghentikan penembak memasuki ruang kelas mereka.
Komite Investigasi menjelaskan pria bersenjata itu diidentifikasi sebagai salah satu mahasiswa di universitas.
"Ada sekitar 60 orang di dalam kelas. Kami menutup pintu dan membarikadenya dengan kursi," kata mahasiswa Semyon Karyakin kepada Reuters.

Media lokal mengidentifikasi pria bersenjata itu sebagai seorang siswa berusia 18 tahun.
Sebelumnya, dia mengunggah foto dirinya di media sosial berpose dengan senapan, helm, dan amunisi.
"Saya sudah memikirkan ini sejak lama, sudah bertahun-tahun dan saya menyadari saatnya telah tiba untuk melakukan apa yang saya impikan," katanya di akun media sosialnya.
Namun, unggahan tersebut akhirnya dihapus.
Dia menunjukkan bahwa tindakannya tidak ada hubungannya dengan politik atau agama tetapi dimotivasi oleh kebencian.
Baca juga: Armada Kapal Selam Nuklir Australia Untuk Antisipasi Konflik Dengan China, Apakah Negara Barat Siap?
Baca juga: Kasus Covid-19 Menurun, Singapura Mulai Terima Pengunjung dari Indonesia
Dikutip dari Aljazeera, Kementerian kesehatan regional mengatakan, korban adalah orang-orang yang terluka selama penembakan dan yang lainnya terluka ketika mencoba melarikan diri.
Rusia memiliki batasan ketat pada kepemilikan senjata api sipil tetapi beberapa kategori senjata tersedia untuk dibeli untuk berburu, membela diri, atau olahraga, setelah calon pemilik lulus tes dan memenuhi persyaratan lainnya.
Penembakan di sekolah dan universitas relatif jarang terjadi di Rusia.
Rusia menaikkan usia legal untuk membeli senjata api dari 18 menjadi 21 setelah penembakan di Kazan (11/5/2021).
Tetapi undang-undang baru itu belum berlaku.
(Tribunnews.com/Yurika)