Minggu, 5 Oktober 2025

Konflik di Afghanistan

Baru Berkuasa, Pemerintahan Taliban Dikabarkan Pecah Jadi Dua Kubu

Dalam dua hari terakhir beberapa media memberitakan kedua orang penting di Taliban ini akan memimpin pemerintahan yang baru.

Editor: Hasanudin Aco
Kolase Foto: AFP/ANADOLU AGENCY
Haibatullah Akhunzada (kiri) dan Mullah Abdul Ghani Baradar. 

TRIBUNNEWS.COM, KABUL - Pemerintahan baru Afghanistan di bawah kekuasaan Taliban kabarnya pecah jadi dua?

Salah satu pendiri Taliban, Mullah Abdul Ghani Baradar disebut akan memimpin pemerintahan baru Afghanistan.

Namun Pemimpin Tertinggi Talibanl lainnya yakni Haibatullah Akhunzada juga disebut-sebut yang akan memimpin pemerintahan baru Afghanistan.

Dalam dua hari terakhir beberapa media memberitakan kedua orang penting di Taliban ini akan memimpin pemerintahan yang baru.

Kabar mengenai Mullah Abdul Ghani Baradar yang akan memimpin Afghanistan disampaikan oleh tiga sumber berbeda, yang berasal dari internal milisi, seperti diberitakan Reuters  pada Jumat (3/9/2021).

Baca juga: Pejabat Senior Taliban: Wanita Tidak Dimasukkan ke Pemerintahan Baru Afghanistan

Mullah Mohammad Yaqoob, putra Mullah Omar, pendiri Taliban lainnya, dan Sher Mohammad Abbas Stanekzai akan menjadi pejabat senior.

Jika kabar itu benar, maka penunjukan Mullah Abdul Ghani Baradar akan mementahkan pernyataan Anamullah Samangani, pejabat di komisi kebudayaan milisi.

Diwartakan India.com. Samangani menyebut Pemimpin Tertinggi Taliban Haibatullah Akhunzada akan memimpin pemerintahan baru Afghanistan.

Pada Kamis (2/9/2021), Samangani menjelaskan konsultasi untuk membentuk pemerintahan sudah dirampungkan, termasuk siapa saja menterinya.

Samangani menyatakan bahwa pemerintahan yang akan mereka bentuk akan menjadi sebuah contoh bagi rakyat Afghanistan.

"Tidak diragukan lagi mengenai sosok Komandan Orang Beriman (Akhunzada). Dia akan memimpin mereka semua," ujar dia.

 Wanita Dikecualikan

Pengumuman pemerintahan baru Afghanistan akan dilakukan pada Jumat (3/9/2021) sore waktu setempat, kata dua sumber Taliban kepada AFP.

Para penguasa baru telah berjanji untuk lebih akomodatif dibanding saat mereka berkuasa dari 1996 hingga 2001.

Saat itu rezim masih terkenal karena interpretasinya yang brutal dan keras akan hukum Islam, termasuk perlakuan terhadap perempuan yang dilarang sekolah, bekerja, dan tidak bisa bebas bergerak.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved