Senin, 6 Oktober 2025

Konflik di Afghanistan

Sempat Pasrah akan Dibunuh Taliban, Wali Kota Pertama di Afghanistan Berhasil Kabur ke Jerman

Zarifa Ghafari berterima kasih kepada pemerintah dan rakyat Jerman karena "menyelamatkan" hidupnya dan keluarganya.

Editor: Hasanudin Aco
AFP
Wali Kota Perempuan pertama di Afghanistan, Zarifa Ghafari. 

TRIBUNNEWS.COM, AFGHANISTAN - Wali kota pertama di Afghanistan Zarifa Ghafari sempat pasrah dibunuh Taliban.

Sikap Zarifa itu muncul setelah Taliban akhirnya menguasai Afghanistan.

Zarifa Ghafari adalah Wali Kota di Maidan Shahr, Provinsi Wardak, Afghanistan.

Sebuah kota yang terletak di sebelah barat Kabul, Ibu Kota Negara Afghanistan.

Awalnya dia pasrah terhadap Taliban yang akan membunuhnya karena Taliban tidak menyukai pemimpin perempuan.

"Saya duduk di sini menunggu mereka datang. Tidak ada yang membantu saya atau keluarga saya. Saya hanya duduk bersama mereka dan suami saya. Dan mereka akan datang untuk orang-orang seperti saya dan membunuh saya," kata Ghafari.

"Saya tidak bisa meninggalkan keluarga saya. Lagi pula, ke mana saya akan pergi?" ketika Taliban baru saja wilayah itu.

Baca juga: Profil Aryana Sayeed, Diva Pop Afghanistan yang Berhasil Kabur dari Pasukan Taliban

Wali kota wanita Afghanistan, Zarifa Ghafari.
Wali kota wanita Afghanistan, Zarifa Ghafari. (Twitter @Zarifa_Ghafari)

Namun beberapa hari kemudian, ternyata Zarifa Ghafari dan keluarganya berhasil kabur ke Jerman.

Zarifa Ghafari tiba di Jerman, Senin 23 Agustus 2021 malam.

Kanselir Negara Bagian Rhine-Westphalia Utara (NRW), mengatakan Zarifa Ghafari mendarat bersama anggota keluarganya di Bandara Cologne.

Dia kemudian bertemu Perdana Menteri NRW dan kandidat Kanselir Serikat Armin Laschet (CDU) di Düsseldorf.

Zarifa Ghafari beruntung bisa kabur ke Istanbul Turki melalui Islamabad,  Pakistan.

Berjuang dari Pengasingan

Zarifa Ghafari berterima kasih kepada pemerintah dan rakyat Jerman karena "menyelamatkan" hidupnya dan keluarganya.

"Saya di sini hanya untuk menyuarakan harapan 99% orang di Afghanistan yang tidak bisa keluar dari rumah mereka, para wanita yang tidak mampu bekerja, para wanita yang tidak mampu berbicara," kata Zarifa Ghafari kepada kantor berita ANI melalui konferensi video.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved