Selasa, 7 Oktober 2025

Konflik di Afghanistan

Sosok Mariam Ghani, Putri Ashraf Ghani yang Kini Nikmati Hidupnya sebagai Seniman di Brooklyn

Putri Ashraf Ghani, Mariam Ghani, terlihat menikmati waktunya di Brooklyn, sementara wanita di Afghanistan dilanda ketakutan.

The New York Post/Facebook Ashraf Ghani via The Straits Time
Mariam Ghani dan Ashraf Ghani. Putri Ashraf Ghani, Mariam Ghani, terlihat menikmati waktunya di Brooklyn, sementara wanita di Afghanistan dilanda ketakutan. 

"Untuk saat ini, saya berada di UEA agar pertumpahan darah dan kekacauan dihentikan," ujarnya.

Ghani menyuarakan dukungan untuk pembicaraan yang diadakan pada Rabu, antara anggota senior gerakan Taliban, pendahulu Ghani Hamid Karzai, dan Abdullah, yang memimpin proses perdamaian yang berakhir gagal.

"Saya ingin proses ini sukses," katanya.

Abdullah - saingan lama Ghani - yang mengumumkan presiden telah meninggalkan Afghanistan pada Minggu (15/8/2021), menunjukkan bahwa ia akan diadili secara keras.

Tetapi, Ghani bersikeras bahwa ia pergi untuk kebaikan negara, bukan untuk kesejahteraannya sendiri.

Warga Afghanistan menunggu untuk menaiki pesawat militer AS untuk meninggalkan Afghanistan, di bandara militer di Kabul pada Kamis (19/8/2021)setelah Taliban mengambil alih Afghanistan.
Warga Afghanistan menunggu untuk menaiki pesawat militer AS untuk meninggalkan Afghanistan, di bandara militer di Kabul pada Kamis (19/8/2021)setelah Taliban mengambil alih Afghanistan. (AFP)

Baca juga: Pemerintah Berhasil Bawa Pulang 26 WNI dari Afghanistan, Pengamat: Patut Diapresiasi

Baca juga: TNI AU Berhasil Evakuasi WNI dari Afghanistan

"Jangan percaya siapapun yang memberi tahu kalian bahwa presiden menjual kalian dan melarikan diri untuk keuntungannya sendiri, dan untuk menyelamatkan hidupnya sendiri," bebernya.

"Tuduhan ini tidak berdasar dan saya sangat membantahnya."

Ia mengklaim Taliban telah memasuki Kabul meskipun sudah ada kesepakatan untuk tidak melakukannya.

"Seandainya saya tinggal di sana, seorang presiden terpilih Afghanistan akan digantung lagi tepat di depan mata rakyat Afghanistan sendiri," katanya.

Pertama kali Taliban merebut Kabul, ketika mendirikan rezim sendiri pada 1996, mereka menyeret mantan presiden komunis, Mohammed Najibullah, dari kantor PBB tempatnya berlindung.

Taliban menggantung Najibullah di jalan umum setelah menyiksanya.

Dalam kesempatan itu, Ghani juga membantah tudingan Rusia yang menyebut dirinya membawa banyak uang tunai saat pergi dari Afghanistan.

"Saya diusir dari Afghanistan sedemikian rupa sehingga saya bahkan tidak mendapatkan kesempatan untuk melepas sandal dan memakai sepatu bot," imbuhnya.

Ghani menegaskan ia tiba di UEA "dengan tangan kosong".

Baca artikel terkait konflk di Afghanistan

(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved