Sabtu, 4 Oktober 2025

Virus Corona

Jerman Sebut China dan Rusia Punya Tujuan Politik di Balik Distribusi Vaksin Covid-19

Menteri Luar Negeri Jerman, Heiko Maas menyebut China dan Rusia memiliki tujuan politik di balik distribusi vaksin Covid-19 produksinya.

Penulis: Ika Nur Cahyani
Alexey NIKOLSKY / Sputnik / AFP
Presiden China Xi Jinping (kiri) terlihat di layar selama pertemuan melalui konferensi video dengan Presiden Rusia Vladimir Putin (kanan) di Kremlin di Moskow pada 28 Juni 2021. 

TRIBUNNEWS.COM - Menteri Luar Negeri Jerman, Heiko Maas menyebut China dan Rusia memiliki tujuan politik di balik distribusi vaksin Covid-19 produksinya di beberapa negara.

Pada Selasa lalu, Heiko Maas mengapresiasi langkah Rusia dan China dalam mempromosikan vaksin Covid-19 secara terbuka ke negara lain.

Kendati demikian, menurutnya, kedua negara ini mengejar tujuan lain.

"Kami mencatat, khususnya dengan China, bahwa pasokan vaksin juga digunakan untuk memperjelas tuntutan politik berbagai negara," kata Maas, dikutip dari SCMP

Pernyataan ini dia utarakan di depan awak pers saat kunjungan ke fasilitas produksi vaksin Pfizer di Kalamazoo, Michigan, AS.

Baca juga: Putra Mahkota Arab Saudi Perintahkan Evakuasi Warganya yang Terinfeksi Covid-19 dari Indonesia

Baca juga: Putra Mahkota Arab Saudi Perintahkan Evakuasi Warganya yang Terinfeksi Covid-19 dari Indonesia

Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas
Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas (AP)

Dia menambahkan bahwa tujuan politik seperti itu harus dihindari.

"Untuk mencegah hal ini terjadi, kami tidak hanya harus mengkritiknya, tetapi kami harus memastikan bahwa negara-negara yang terkena dampak memiliki alternatif," katanya.

Maas menyebut alternatif yang dimaksud ialah vaksin yang diproduksi Jerman dan perluasan distribusi ke lebih banyak negara.

"Alternatif itu adalah vaksin yang kami miliki dan yang tentu saja ingin kami sediakan untuk sebanyak mungkin negara dan wilayah di dunia."

"(Dengan begitu) Rusia dan China tidak dapat terus melakukan diplomasi vaksin yang sulit dengan cara ini, yang hanya bertujuan untuk meningkatkan pengaruh mereka sendiri, alih-alih menyelamatkan nyawa orang sebagaimana tujuan awal," ujar Menlu Jerman ini.

Diketahui Taiwan tengah menuduh Beijing menggunakan distribusi vaksin Covid-19 miliknya untuk menekan negara-negara lain.

Upaya itu juga disebut Taiwan, agar negara yang dikirimi berhenti mendukung kemerdekaan Taiwan.

Pejabat China mengatakan, baru-baru ini pihaknya mengirim vaksin Covid-19 ke hampir 40 negara di Afrika.

Presiden China Xi Jinping (di layar) menyampaikan pidato pada perayaan 100 tahun berdirinya Partai Komunis China di Lapangan Tiananmen di Beijing, Kamis (1/7).
Presiden China Xi Jinping (di layar) menyampaikan pidato pada perayaan 100 tahun berdirinya Partai Komunis China di Lapangan Tiananmen di Beijing, Kamis (1/7). (AFP)

China mengaku tindakan ini dilakukan karena alasan altruistik.

Dilansir AP, bulan lalu sejumlah diplomat di Jenewa mengatakan kepada Associated Press bahwa China menekan Ukraina untuk berhenti mendukung seruan pengawasan terhadap kamp di Xinjiang, China. 

Menurut mereka, China mengancam akan menahan pengiriman vaksin ke negara itu.

Negara Mana Saja yang Menggunakan Vaksin dari China?

Lebih dari 80 negara, kebanyakan Asia, menggunakan vaksin Covid-19 dari China diantaranya Indonesia, Thailand, Malaysia, Vietnam, dan Filipina.

Namun, menurut laporan BBC, beberapa negara yang tingkat vaksinasinya tinggi dengan menggunakan vaksin ini, masih mengalami lonjakan infeksi. 

Misalnya Chili, negara ini kembali menetapkan jam malam dan pembatasan bepergian karena penyebaran varian Delta.

Lebih dari 70% warga Chili telah divaksinasi lengkap, sebagian besar dengan vaksin Sinovac.

Sementara itu, Seychelles dan Mongolia baru-baru ini mencatat beberapa peningkatan tertinggi dalam kasus per kapita, meskipun populasi mereka kecil.

Keduanya bergantung pada vaksin Sinopharm dimana 68% orang dewasa di Seychelles telah divaksinasi lengkap dan 55% di Mongolia.

Vaksinator menyiapkan vaksin Sinovac untuk disuntikan kepada siswa SMAN 20 Jakarta, Kamis (1/7/2021). Pemprov DKI Jakarta memulai vaksinasi Covid-19 untuk anak usia 12-17 tahun dengan menggunakan vaksin Sinovac. Rencanannya, vaksinasi bagi kelompok usia anak-anak itu ditargetkan mencapai 1,3 juta orang di Jakarta. TRIBUNNEWS/HERUDIN
Vaksinator menyiapkan vaksin Sinovac untuk disuntikan kepada siswa SMAN 20 Jakarta, Kamis (1/7/2021). TRIBUNNEWS/HERUDIN (TRIBUNNEWS/HERUDIN)

Baca juga: Perusahaan Jepang Charter Pesawat, Bawa Pulang Pekerjanya Keluar dari Indonesia

Baca juga: POPULER Internasional: Jepang Atur Kepulangan Warganya dari Indonesia | Pertemuan Ayah-Anak di China

Di sisi lain, Thailand memutuskan akan menggabungkan vaksin Sinovac dengan AstraZeneca untuk meningkatkan kemanjuran.

Keputusan ini muncul setelah ratusan tenaga kesehatan yang telah divaksin lengkap oleh Sinovac terpapar Covid-19.

Sementara itu di Indonesia, menurut laporan Kompas pada 4 Juli 2021, 20 dokter dan 10 perawat meninggal walaupun telah menerima vaksin Sinovac berdasarkan data Tim Mitigasi IDI dan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). 

Saat ini pemerintah berencana memberikan suntikan ketiga sebagai booster kepada tenaga kesehatan untuk meningkatkan perlindungan.

Berita terkait Virus Corona 

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani) (Kompas/Gloria Setyvani Putri)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved