4 Tentara Bayaran Pembunuh Presiden Haiti Ditembak Mati Aparat, Darurat Nasional Diumumkan
Polisi mengatakan bahwa pasukan keamanan telah menembak mati empat terduga pembunuh Presiden Haiti, Jovenel Moïse.
Kondisi Haiti dan Alih Kendali Negara

Perdana Menteri sementara Haiti, Claude Joseph mengatakan bahwa semua tindakan untuk memastikan kondisi negara akan diambil.
Konstitusi Haiti menyatakan bahwa para menteri di bawah kepemimpinan perdana menteri, mengambil kendali jika terjadi kekosongan presiden sampai pemilihan dapat diadakan.
Tapi itu juga masih belum jelas.
Sebab Perdana Menteri baru, Ariel Henry baru saja ditunjuk oleh Presiden Moïse minggu ini dan belum dilantik.
Siapa yang Menghabisi Presiden Haiti?
Sebelumnya, PM sementara Joseph mengatakan penyerang presiden merupakan orang asing yang berbicara bahasa Spanyol dan Inggris.
Diketahui bahasa resmi Haiti adalah Kreol dan Prancis.
Muncul laporan bahwa terduga penyerang merupakan pria berpakaian hitam dan bersenjata yang mungkin berpura-pura mengaku sebagai anggota operasi narkoba AS.
Duta Besar Haiti untuk AS, Bocchit Edmond mengatakan tidak mungkin agen narkoba AS melakukan serangan itu.
Menurutnya itu adalah aksi yang dilakukan "tentara bayaran profesional".
Baca juga: Presiden Haiti Jovenel Moïse Tewas setelah Sekelompok Orang Tak Dikenal Serang Kediamannya
Baca juga: VIDEO Gol Bunuh Diri Terburuk Hari Ini Dicetak Oleh Kiper Timnas Haiti di Kualifikasi Piala Dunia
Selama menjabat, Presiden Jovenel Moïse menghadapi tuduhan korupsi dan demonstrasi yang meluas di ibu kota dan kota-kota lain awal tahun ini.
Pemilihan parlemen seharusnya diadakan pada Oktober 2019 tetapi karena ada perselisihan, hal ini ditunda dan Moïse memerintah melalui dekrit.
Pada Februari 2021 ini, Moïse menyebut upaya untuk membunuhnya dan menggulingkan pemerintahan telah digagalkan.
Moïse yang dilantik menjadi Presiden Haiti pada 2017 ini beberapa kali menghadapi protes luas menuntut pengunduran dirinya.
Kudeta, ketidakstabilan politik, kekerasan geng yang meluas, dan bencana alam melanda negara itu selama beberapa dekade dan menjadikannya negara termiskin di Amerika.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)