Mantan Ketua Pengadilan Kerajaan Yordania Didakwa dalam Kasus Hasutan Pangeran Hamzah
Sharif Hassan bin Zaid dan Bassem Awadallah didakwa atas dugaan peran mereka dalam kasus hasutan Pangeran Hamzah beberapa waktu lalu.
Penulis:
Andari Wulan Nugrahani
Editor:
Arif Fajar Nasucha
Tuduhan itu juga mengklaim bahwa Pangeran Hamzah mengeksploitasi tragedi rumah sakit untuk memobilisasi warga Yordania dan memicu kemarahan publik terhadap negara.
Tujuh pasien COVID-19 meninggal pada Maret di Rumah Sakit Umum New Salt, barat laut ibu kota Amman, ketika pasokan oksigen rumah sakit terganggu.
Insiden itu memicu kemarahan publik, memaksa menteri kesehatan Yordania saat itu, Nazir Obeidat, untuk mundur.
Dakwaan tersebut berisi sejumlah pesan teks yang dikirim Awadallah, bin Zaid dan Pangeran Hamzah satu sama lain selama Maret, beberapa hari sebelum kasus tersebut terungkap ke publik.
Pada 13 Maret, Awadallah mengirim pesan WhatsApp ke bin Zaid yang mengatakan: “Sudah waktunya untuk H.”
Pada tanggal yang sama, Pangeran Hamzah menulis kepada bin Zaid: "Ada orang lain yang mengatakan 'silakan'."
Yang terakhir menulis kembali: "Ini (tragedi medis) dianggap sebagai percikan."
Baca juga: Media Iran Sebut Putra Mahkota Saudi Terlibat Plot Kudeta di Yordania

Sebelum unjuk rasa nasional yang direncanakan pada 24 Maret, jaksa mengatakan bahwa bin Zaid mengirim pesan teks kepada Pangeran Hamzah yang menyebutkan: "Mulai sekarang, tidak boleh hanya kata-kata, tetapi harus ada kepemimpinan."
Aktivis yang berafiliasi dengan Gerakan Yordania Bersatu, Hirak menyerukan rapat umum nasional untuk memperingati 10 tahun protes besar-besaran oposisi pada tahun 2011 yang diselenggarakan oleh gerakan Pemuda 24 Maret.
Bin Zaid mengirim pesan lain kepada Pangeran Hamzah mendesak dia untuk "merebut kesempatan, mungkin tidak hari ini atau besok, tapi saya yakin tidak pada bulan Juni, misalnya. Tuhan ada di pihakmu."
Berita lain terkait Kerajaan Yordania
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)