Jumat, 3 Oktober 2025

Virus Corona

Varian Delta Ditemukan Di Guangzhou, Lockdown Lokal Diberlakukan, Polisi Tangkap yang Melanggar

Varian Delta di China pada 21 Mei lalu yang ditemukan di Guangzhou. Hingga 8 Juni 2021, totalnya mencapai 115 kasus.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Willem Jonata
freepik.com
Ilustrasi Covid-19. 

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, GUANGZHOU - Polisi di Guangzhou menahan orang-orang yang melanggar Undang-undang (UU) Pencegahan virus corona (Covid-19).

Sebab, kota di wilayah China selatan itu sedang menangani wabah varian Delta, yang kali pertama diidentifikasi di India.

Pihak berwenang di kota berpenduduk lebih dari 15 juta orang itu telah bergerak cepat untuk memperkenalkan sistem pengujian massal dan menerapkan sistem penguncian (lockdown) area lokal.

Ini dilakukan sejak mereka mendeteksi kasus lokal pertama varian Delta di China pada 21 Mei lalu yang ditemukan di Guangzhou.

Sejak saat itu, Guangzhou memiliki total 115 kasus hingga 8 Juni 2021.

Baca juga: Varian Delta Ditemukan Pada Kasus Baru Covid-19 di Victoria Australia

Angka ini merupakan kasus varian Delta terbanyak dari seluruh provinsi Guangdong yang juga mencakup pusat teknologi Shenzhen.

Dikutip dari laman CNBC, Rabu (9/6/2021), kasus ini awalnya dimulai dari seorang perempuan lanjut usia (lansia) berusia 75 tahun yang mengunjungi sebuah restoran.

Pemerintah setempat pun langsung mengambil langkah cepat karena varian Delta merupakan varian yang harus 'menjadi perhatian' lantaran dianggap sangat menular.

Setelah virus corona kali pertama muncul di Wuhan pada 2019, China secara luas mengklaim telah berhasil mengendalikannya.

Kehidupan di negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia ini pun berlangsung relatif normal selama lebih dari setahun.

Namun penyebaran varian Delta yang luas tentunya dianggap sebagai hal yang dapat menghilangkan kembali momen itu.

Meskipun sejauh ini, varian Delta baru ditemukan di provinsi Guangdong, namun kasus ini terus muncul, terutama di hotspot Liwan di barat Guangzhou dan Haizhu serta Nansha di bagian selatan.

Pihak berwenang kini berjuang untuk menahan penyebarannya.

Sebagian wilayah di Liwan telah diterapkan sistem lockdown, ini berarti penduduk tidak dapat masuk atau keluar dari zona tertentu.

Toko-toko juga telah tutup di berbagai wilayah kota, begitu pula restoran yang terpaksa menghentikan layanan makan di tempat dan beralih ke makan di luar ruangan atau hanya dibawa pulang.

Pihak berwenang juga telah melakukan pengujian massal terhadap warga setempat selama dua pekan terakhir.

Dari pengujian massal itu, sebanyak lebih dari 27 juta orang telah diuji sejak 26 Mei lalu.

Namun karena khawatir penyebaran varian Delta ini berlangsung masif dan cepat, pihak berwenang akhirnya mendesak warga untuk menaati peraturan.

Jika melanggar, mereka akan menghadapi hukuman.

Selama 24 jam terakhir, saluran resmi pemerintah Guangzhou pada aplikasi perpesanan populer WeChat, telah memposting artikel yang mengingatkan orang-orang tentang hukuman yang bisa mereka terima jika melanggar peraturan.

Wakil Direktur Komisi Kesehatan Kota Guangzhou, Chen Bin mengatakan pada hari Selasa kemarin bahwa jika ada warga yang tidak bekerja sama dengan upaya pemerintah kota untuk membasmi virus, maka mereka akan menghadapi 'pertanggungjawaban hukum' termasuk denda dan penahanan.

Pelanggaran hukum yang dimaksud antara lain tidak memakai masker di tempat umum, tidak  kooperatif saat diminta mengikuti tes Covid-19, tidak patuh saat diminta melakukan isolasi dan karantina diri serta menyebarkan informasi palsu.

Polisi Guangzhou menegaskan mereka telah menyelidiki enam kasus yang berkaitan dengan pelanggaran peraturan tentang pencegahan dan pengendalian epidemi.

Satu kasus itu melibatkan seorang laki-laki yang menginap di sebuah hotel di distrik Guangzhou.

Menurut Komisi Kesehatan Guangzhou, laki-laki tersebut kemudian diminta untuk melakukan tes Covid-19, namun menolak untuk melakukannya.

Setelah satu jam dibujuk, polisi akhirnya berhasil mengeluarkan laki-laki itu dari kamarnya, namun ia masih menolak untuk dilakukan tes.

Lalu setelah itu ia diduga menyerang polisi dengan melakukan penikaman menggunakan garpu terhadap seorang petugas polisi, hingga akhirnya terpaksa harus ditahan.

Sedangkan kasus lainnya melibatkan seorang laki-laki yang menyembunyikan informasi bahwa ia telah melakukan kontak erat dengan orang-orang dengan kasus positif Covid-19. Saat ini ia telah ditahan polisi.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved