Virus Corona
Donald Trump Tuntut China Ganti Rugi 10 Triliun Dolar ke Amerika Serikat
Mantan Presiden AS, Donald Trump pada Sabtu (5/6/2021) menuntut China membayar ganti rugi triliunan dolar ke Amerika Serikat.
TRIBUNNEWS.COM - Mantan Presiden AS, Donald Trump pada Sabtu (5/6/2021) menuntut China membayar ganti rugi triliunan dolar ke Amerika Serikat.
Dilansir SCMP, Trump juga menyerang pakar penyakit menular AS, Anthony Fauci atas penanganannya terhadap Covid-19.
Berbicara di Greenville, North Carolina, Trump mengritik Fauci yang meminta warga AS memakai masker dan menolak dugaan bahwa virus corona berasal dari laboratorium Wuhan, China.
Ini merupakan pidato pertama Trump sejak beberapa bulan menghilang dari hadapan publik.
Selain melontarkan kecaman, mantan presiden ini juga sedikit membahas soal Pemilu AS 2024 di depan pendukungnya.
Baca juga: Facebook Blokir Akun Donald Trump Hingga Tahun 2023
Baca juga: Facebook Tangguhkan Akun Trump Selama 2 Tahun karena Unggahannya Dianggap Memicu Kerusuhan Capitol

Trump menyebut Fauci "bukan dokter hebat tapi promotor hebat" karena sering tampil di televisi.
"Tapi dia salah di hampir semua masalah dan dia juga salah di Wuhan dan lab," kata Trump.
Sampai saat ini, badan intelijen AS masih mendebatkan dan meneliti asal usul virus corona penyebab Covid-19.
Tanggapan Trump dalam penanganan pandemi Covid-19 merupakan salah satu faktor kekalahannya dalam Pemilu AS tahun lalu.
Pada konvensi Partai Republik ini, Trump meminta China membayar ganti rugi sebesar USD 10 triliun kepada AS dan dunia atas pandemi virus corona.
Bahkan suami Melania Trump ini juga menyerukan agar negara-negara yang berhutang ke China membatalkan tanggungan itu.
Ketua Partai Republik Carolina Utara, Michael Whatley memperkenalkan Trump sebagai 'Presiden Kita'.
Diketahui setelah kalah dari Joe Biden, Trump mengklaim bahwa ada kecurangan pemilu yang ia sebut "kejahatan abad ini."

"Jika Anda pikir orang tidak melihatnya. Orang-orang melihatnya," katanya di depan pendukung.
Baru-baru ini, Jaksa Agung New York Letitia James meluncurkan penyelidikan soal dugaan Trump Organization salah melaporkan nilai properti untuk mengamankan pinjaman dan memperoleh manfaat ekonomi dan pajak.