Israel Serang Jalur Gaza
TESTIMONI Jurnalis Palestina di Gaza: Ini Perang Brutal, Setiap Orang Jadi Target dan Ditembaki
Jurnalis Palestina di Gaza berbagi rasa takut namun keyakinan mereka untuk tetap mengabarkan kebrutalan Israel terhadap warga sipil Palestina
Seperti jurnalis lain di lapangan, Hamad tidak berhenti bekerja sejak ketegangan meningkat.
“Kami harus menghadapi situasi berbahaya di sekitar kami. Kami tidak memiliki apa pun untuk melindungi diri sendiri. Setiap orang adalah target dan diserang,” kata Hamad kepada Al Jazeera.
Baca juga: Kecam Israel dan Amerika Serikat, Wakil Ketua MPR : Penjajahan di atas dunia harus dihapuskan
"Saya mencoba melakukan pekerjaan saya tanpa memikirkan bahaya yang mungkin saya hadapi. Kami kehilangan kantor kami yang dibom beberapa hari yang lalu,” katanya.
Seperti ibu lainnya, Hamad ingin berada di samping keluarganya, terutama putrinya, untuk meyakinkan mereka selama masa-masa sulit in. “Suara bom terlalu keras dan di mana-mana,” katanya.
"Ketika saya mendengar ada bom di dekat rumah saya, saya langsung menelepon untuk memeriksanya," kata Hamad.
“Meski demikian, saya tidak akan pergi. Saya harus terus menyampaikan pesan dan menceritakan apa yang terjadi pada orang-orang,” katanya.
Hossam Salem
Jurnalis foto Hossam Salem tidak berencana untuk meliput gejolak kekerasan terbaru. Fotografer itu meninggalkan Gaza ke Turki dua tahun lalu.
Baca juga: HNW: Palestina Dan Israel Urusan Kita Semua
Tetapiia kembali mengunjungi keluarganya, tiba pada hari yang sama ketika Israel memulai serangan udara di wilayah itu.
“Saya berencana untuk merayakan hari raya Idul Fitri bersama keluarga saya. Namun, secara mengejutkan saya disambut oleh serangan besar dan pemboman pada saat kedatangan saya. Itu adalah kejutan besar bagi saya,” kata fotografer berusia 32 tahun itu.
“Saya bergabung dengan bidang peliputan bahkan tanpa melihat keluarga saya,” tambahnya.
Salem telah bekerja sebagai fotografer selama lebih dari 10 tahun. Dia meliput tiga perang terbaru di Gaza, serta Great March of Return, serangkaian protes pada tahun 2018.
Karya Salem telah diterbitkan di Al Jazeera English, New York Times dan beberapa lembaga internasional.
Ia mengatakan, pengalaman kali ini berbeda. Situasinya sangat sulit. Ada risiko besar pergi ke tempat-tempat yang dibom tanpa mengetahui apakah pemboman telah berhenti atau tidak.
Baca juga: Jurnalis Palestina Tewas di Rumahnya dalam Serangan Udara Israel
Serangan udara Israel memengaruhi segalanya, katanya, menara, bangunan tempat tinggal, jalan, rumah, bahkan kantor kantor berita internasiona.