Senin, 6 Oktober 2025

Virus Corona

Menyebar Lebih Cepat, Varian Covid-19 B1617 dari India Terdeteksi di 8 Negara Amerika hingga Inggris

Varian virus corona (COVID-19) yang diketahui menyebar lebih cepat, telah terdeteksi di 8 negara amerika, di Karibia, Singapura hingga Inggris.

Penulis: Rica Agustina
Editor: Tiara Shelavie
freepik
Ilustrasi Covid-19 - Varian virus corona (COVID-19) yang diketahui menyebar lebih cepat, telah terdeteksi di 8 negara amerika, di Karibia, Singapura hingga Inggris. 

Selama tiga hari berturut-turut angka kematian di India mencapai 12.000 jiwa bahkan lebih, yang mana per-harinya ada 4.000 kematian.

Sehingga jumlah orang yang dipastikan meninggal akibat COVID-19 mencapai 262.317 sejak pandemi pertama kali melanda India lebih dari setahun yang lalu.

Namun demikian, tambahan kasus harian masih di bawah puncak infeksi yang mencapai 414.188 kasus pada minggu lalu.

Di sisi lain, kurangnya testing di banyak tempat mengindikasikan bahwa banyak kematian dan kasus dihilangkan dari penghitungan resmi pemerintah.

Para ahli mengatakan, kemungkinan angka kematian dan kasus sebenarnya bisa lima hingga sepuluh kali lebih tinggi.

Bhramar Mukherjee, seorang profesor epidemiologi di Universitas Michigan, mengatakan sebagian besar prediksi telah memperkirakan puncak COVID-19 di India terjadi minggu ini, dan negara tersebut dapat melihat tanda-tanda tren itu.

Baca juga: Arus Balik Mudik Lebaran, Satgas Covid-19: Tak Ada Dokumen Perjalanan, Putar Balik ke Daerah Asal

Baca juga: CDC: Warga Amerika yang Sudah Divaksin Penuh Tak Lagi Diwajibkan Pakai Masker dan Jaga Jarak

"Jumlah kasus baru setiap hari cukup besar untuk membanjiri rumah sakit. Kata kuncinya adalah optimisme hati-hati," kata Bhramar Mukherjee di Twitter, Kamis (13/5/2021).

Adapun situasi yang sangat buruk terjadi di daerah pedesaan Uttar Pradesh, negara bagian terpadat di India dengan populasi lebih dari 240 juta.

Gambar-gambar di televisi memperlihatkan keluarga-keluarga yang menangisi orang mati di rumah sakit pedesaan atau berkemah di bangsal untuk merawat orang sakit.

Mayat-mayat telah terdampar di Sungai Gangga, sungai yang mengalir melalui negara bagian itu.

Mayat itu dibiarkan di Sungai Gangga karena krematorium kewalahan dan kayu untuk kremasi sangat sedikit.

Untuk diketahui, gelombang kedua infeksi COVID-19 di India yang meletus pada Februari, disertai dengan perlambatan vaksinasi.

Sebelumnya, Perdana Menteri Narendra Modi mengumumkan bahwa vaksinasi akan terbuka untuk semua orang dewasa mulai 1 Mei 2021.

Baca juga: Mulai Hari Ini Warga Negara Pakistan, India dan Nepal Tak Boleh Masuk Jepang

Baca juga: Puluhan Mayat Mengapung di Sungai Gangga India Diduga Korban Covid-19, Picu Kemarahan Warga

India adalah produsen vaksin terbesar di dunia tetapi persediaannya menipis karena permintaan yang sangat besar.

Menurut data pemerintah, hingga Kamis, mereka telah memvaksinasi penuh lebih dari 38,2 juta orang, atau sekitar 2,8 persen dari populasi sekitar 1,35 miliar.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved