Sabtu, 4 Oktober 2025

Penanganan Covid

Deklarasi Darurat Covid-19 di Jepang Diperpanjang Sampai 31 Mei, Ditambah Aichi dan Fukuoka

Prefektur Miyagi akan membatalkan 11 Mei mendatang, penerapan area di mana "Tindakan Prioritas untuk Pencegahan Penyebaran" diterapkan selama ini.

Editor: Dewi Agustina
Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo
PM Jepang Yoshihide Suga saat jumpa pers, Kamis (6/5/2021) malam. 

Merupakan PSBB ke-3 setelah eklarasi April tahun lalu dan Januari tahun ini, periode awal adalah satu bulan dan sejak itu diperpanjang.

Pemerintah telah memposisikan deklarasi saat ini sebagai "konsentrasi jangka pendek" untuk mengekang pergerakan orang selama liburan Golden Week lalu.

Meskipun demikian kenyataan jumlah orang terinfeksi tetap tinggi.

Takaji Wakita, ketua organisasi ahli yang memberikan nasehat kepada Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja dan Kesejahteraan tentang penanggulangan corona, mengatakan pada konferensi pers kemarin bahwa periode perpanjangan keadaan darurat akan menjadi dua minggu sebelum tindakan penanggulangan efektif.

Dia mengatakan akan membutuhkan waktu seminggu untuk evaluasi, lalu mengatakan, "Dibutuhkan sekitar 3 minggu."

Baca juga: Perayaan 100 Tahun Kota Ube Jepang, Festival Kembang Api Ditiadakan

Pemerintah berencana untuk melaksanakan serangkaian prosedur seperti markas tanggap darurat dan laporan Diet pada tanggal 7 Mei ini.

Menanggapi situasi ini, Gubernur Yuriko Koike dari Tokyo menjelaskan kepada wartawan usai rapat pemantauan di Tokyo kemarin, "Ini bukan situasi yang bisa dibatalkan. Saya kira perlu diperpanjang."

Setelah itu, gubernur dari empat wilayah metropolitan Tokyo, Kanagawa, Chiba, dan Saitama mengadakan konferensi video dan mengumumkan bahwa mereka akan meminta pemerintah untuk memperpanjang tenggat waktu deklarasi tersebut hingga tanggal 31 Mei 2021.

Dalam permintaan kepada pemerintah yang disampaikan pada konferensi video, "Di satu wilayah metropolitan dan 3 prefektur, proporsi strain mutan yang sangat menular meningkat dengan cepat, dan situasinya tidak dapat diprediksi dan parah. Tindakan prioritas seperti pencegahan penyebaran perlu dilakukan."

Prefektur Osaka juga memutuskan untuk meminta pemerintah memperpanjang tenggat waktu deklarasi pada pertemuan markas penanggulangan kemarin.

Simulai pandemi corona di Jepang apabila tidak divaksinasi akan muncul puncaknya di bulan November 2021
Simulai pandemi corona di Jepang apabila tidak divaksinasi akan muncul puncaknya di bulan November 2021 (Foto NHK)

Situasi krisis sistem penyediaan perawatan medis terus berlanjut, seperti tingkat penggunaan tempat tidur yang sakit parah melebihi 100 persen.

"Ini adalah situasi infeksi yang sangat parah, dan penyediaan perawatan medis sistem juga dalam situasi ekstrim. Oleh karena itu saya memikirkannya dan memutuskan harus meminta perpanjangan keadaan darurat," kata Gubernur Hirofumi Yoshimura di awal pertemuan.

Jumlah kasus baru di Prefektur Osaka per hari lebih dari 1.000 setelah 13 April, tidak termasuk tanggal 19 dan 26 di bulan yang sama dan jumlah yang besar juga terjadi tanggal 3 Mei hingga 6 Mei.

Sementara itu upaya belajar bahasa Jepang yang lebih efektif dengan melalui zoom terus dilakukan bagi warga Indonesia secara aktif dengan target belajar ke sekolah di Jepang nantinya. Info lengkap silakan email: [email protected] dengan subject: Belajar bahasa Jepang

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved