Penanganan Covid
Regulator Obat-obatan Uni Eropa Mulai Peninjauan terhadap Sinovac, Vaksin Covid-19 Asal China
European Medicines Agency (EMA) pada Selasa (4/5/2021) memulai peninjauan waktu nyata terhadap vaksin Covid-19 Sinovac.
TRIBUNNEWS.COM - Regulator obat-obatan Uni Eropa (UE) atau European Medicines Agency (EMA) pada Selasa (4/5/2021) memulai peninjauan waktu nyata terhadap vaksin Covid-19 Sinovac.
Berdasarkan hasil awal dari uji coba pada hewan dan manusia, vaksin tersebut terbukti menghasilkan respons kekebalan terhadap virus corona.
Sinovac merupakan vaksin China pertama yang dipelajari EMA secara real-time, dan vaksin COVID-19 keempat sedang ditinjau, termasuk dari CureVac, Novavax Inc (NVAX.O) dan Sputnik V. Rusia.
Dilansir Reuters, vaksin Sinovac telah menunjukkan tingkat kemanjuran antara 50 persen dan 90 persen dalam berbagai penelitian dan saat ini diizinkan untuk digunakan di China, Indonesia, Brasil, dan Turki.
Baca juga: Amankan Pasokan, Indonesia Terima 6 Juta Dosis Bahan Baku Vaksin Covid-19 Sinovac
Baca juga: Bertemu Dubes Tiongkok, Ketua DPD RI Berharap Vaksin Sinovac Bersertifikat WHO

Vaksin tersebut mengandung versi virus SARS-CoV-2 yang tidak aktif atau sudah mati untuk membantu sistem kekebalan tubuh manusia membuat antibodi.
Pada awal April, Sinovac mengatakan pabrik produksi ketiganya untuk vaksinnya, bermerek CoronaVac di beberapa wilayah, telah siap, menggandakan kapasitas tahunannya menjadi 2 miliar dosis.
Perusahaan itu mengatakan lebih dari 200 juta dosis vaksin Sinovac telah dikirimkan secara global.
Ulasan bergulir ditujukan untuk mempercepat proses persetujuan dengan memungkinkan peneliti mengirimkan temuan secara real-time sebelum data uji coba akhir tersedia.
Baca juga: Stok Vaksin Covid-19 Tersedia 20 Hari ke Depan, Ada Tambahan Sinovac dan AstraZeneca
Baca juga: Indonesia Akan Kedatangan Tambahan Jutaan Vaksin Sinovac dan AstraZeneca Dalam Waktu Dekat
Sekilas tentang Vaksin Sinovac
Dirangkum dari New York Times, berikut enam cara kerja vaksin Sinovac:
1. Terbuat dari virus corona
Untuk membuat CoronaVac, para peneliti Sinovac memulainya dengan mengambil sampel virus corona dari pasien di China, Inggris, Italia, Spanyol, dan Swiss.
Satu sampel dari China akhirnya menjadi dasar pembuatan vaksin.
CoronaVac bekerja dengan membuat antibodi untuk melawan virus corona SARS-CoV-2.
Antibodi menempel pada protein virus.
2. Menonaktifkan virus corona
Para peneliti menumbuhkan stok besar virus corona di sel ginjal monyet.
Kemudian, mereka menonaktifkan virus dengan bahan kimia yang disebut beta-propiolakton.
Virus corona yang tidak aktif tidak bisa lagi bereplikasi.
Tetapi, protein mereka tetap utuh.
Para peneliti kemudian menarik virus yang tidak aktif dan mencampurkannya dengan sejumlah kecil senyawa berbasis aluminium yang disebut adjuvan.
Adjuvan merangsang sistem kekebalan untuk meningkatkan responsnya terhadap vaksin.
Baca juga: Distribusikan Vaksin Sinovac, Bio Farma Gandeng DNR Distribusi
Baca juga: Vaksin Sinovac Belum Bisa Jadi Syarat Umrah, Wapres Minta Menkes Lobi Arab Saudi dan China

3. Mendorong respons kekebalan tubuh
Karena virus corona di vaksin Sinovac sudah mati, maka bisa disuntikkan ke tubuh manusia tanpa menyebabkan Covid-19.
Begitu masuk ke dalam tubuh, beberapa virus yang tidak aktif ditelan oleh sejenis sel kekebalan yang disebut sel pembawa antigen.
Sel yang membawa antigen merobek virus corona dan memunculkan beberapa fragmen di permukaannya.
Lalu, sel T dalam tubuh mendeteksi fragmen tersebut.
Jika fragmen cocok dengan salah satu protein sel, sel T menjadi aktif dan dapat membantu merekrut sel kekebalan lain untuk merespons vaksin.
4. Membuat antibodi
Jenis sel kekebalan lain, sel B juga dapat menghadapi virus corona yang tidak aktif.
Sel B memiliki protein dalam berbagai bentuk, dan beberapa mungkin memiliki bentuk yang tepat untuk menempel pada virus corona.
Ketika sel B terkunci, ia dapat menarik sebagian atau seluruh virus dan menampilkan fragmen virus corona di permukaannya.
Sel T membantu mencocokkan fragmen dengan sel B.
Jika cocok, sel B juga diaktifkan, berkembang biak, dan mengeluarkan antibodi untuk melawan virus corona.
5. Menghentikan virus
Setelah divaksinasi dengan vaksin Sinovac, sistem kekebalan tubuh dapat merespons infeksi virus corona hidup.
Sel B menghasilkan antibodi yang menempel pada virus corona dan mencegah virus memasuki sel.
Jenis antibodi lain dapat memblokir virus dengan cara lain.
6. Mengingat virus
Setelah divaksinasi, sistem kekebalan tubuh memiliki sel khusus yang disebut sel B yang mungkin menyimpan informasi tentang virus corona selama bertahun-tahun atau bahkan beberapa dekade.
Berita lain terkait Vaksin Sinovac
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)