Kamis, 2 Oktober 2025

21 Orang Tewas dalam Bom Bunuh Diri di Afghanistan, Tak Ada Laporan Siapa yang Bertanggung Jawab

Aksi bom bunuh diri dengan truk menghantam sebuah wisma di Afghanistan timur pada Jumat (30/4/2021). 21 orang dilaporkan tewas dan 91 terluka.

AFP
Personel keamanan dan penduduk berkumpul sehari setelahnya di lokasi serangan bom mobil yang menewaskan sedikitnya 21 orang dan hampir 91 lainnya luka-luka, di daerah Pul-e-Alam di provinsi Logar pada 1 Mei 2021. 

Dilansir Reuters, kabar rencana Biden mengumumkan penarikan pasukan membuat komunitas intelijen AS prihatin dengan nasib pemerintah Afghanistan.

"Pemerintah Afghanistan akan berjuang untuk menahan Taliban jika koalisi menarik dukungan," kata pihak AS, yang dikirim ke Kongres.

"Kabul terus menghadapi kemunduran di medan perang, dan Taliban yakin bisa mencapai kemenangan militer," tambahnya.

Kelompok Taliban mengkaku sebagai dalang penyerangan Intercontinental Hotel di Kabul, Sabtu (20/1/2018) malam. (AP)
Kelompok Taliban mengkaku sebagai dalang penyerangan Intercontinental Hotel di Kabul, Sabtu (20/1/2018) malam. (AP) (AP)

Biden ingin mempertahankan 2.500 tentara di Afghanistan sampai lewat tenggat waktu 1 Mei, tetapi para pejabat menyarankan pasukan dapat sepenuhnya berangkat sebelum 11 September.

Jumlah pasukan AS di Afghanistan mencapai puncaknya pada 2011 dengan total lebih dari 100.000 personel.

Perang Afghanistan

Rencana Biden untuk menarik Pasukan AS pada 11 September menjadi sorotan.

Pasalnya, 11 September adalah tanggal yang simbolis, di mana 20 tahun lalu terjadi penyerangan Menara Kembar World Trade Center oleh Al-Qaeda.

Setelah itu Presiden George W. Bush memerintahkan Perang Melawan Terorisme dengan misi menangkap Osama bin Laden, pendiri Al-Qaeda.

Baca juga: 12 Teroris Jawa Timur yang Ditangkap Densus 88 Kerap Disebut Kelompok Fahim, Terafiliasi Alqaeda

Ilustrasi Tentara AS - Rusia disebut menawarkan hadiah kepada pejuang Taliban untuk membunuh pasukan AS dan Inggris yang ada di Afghanistan
Ilustrasi Tentara AS - Rusia disebut menawarkan hadiah kepada pejuang Taliban untuk membunuh pasukan AS dan Inggris yang ada di Afghanistan (Pixabay)

Perang ini telah merenggut 2.400 nyawa militer Amerika Serikat dan menghabiskan USD 2 triliun.

Pasukan AS melacak dan membunuh pemimpin al-Qaeda, Osama bin Laden di Pakistan pada 2011 selama kepresidenan Barack Obama.

Pasukan AS meninggalkan Irak pada 2011 di bawah kepemimpinan Obama.

Namun dikerahkan kembali saat kepresidenan Donald Trump sebagai respons atas ancaman ISIS.

Berita lain terkait Afghanistan

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani/Ika)

 
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved