Senin, 6 Oktober 2025

Virus Corona

Situasi Covid-19 di India: Rumah Sakit Penuh, Oksigen Dijual di Pasar Gelap dengan Harga Tinggi

Situasi Covid-19 memburuk di India. Rumah sakit kehabisan tempat tidur. Orang-orang mengandalkan pasar gelap untuk mencari oksigen dan obat-obatan

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Sri Juliati
Narinder NANU / AFP
Anggota staf medis yang mengenakan APD membawa jenazah pasien Covid-19 di sebuah rumah sakit di Amritsar, India pada 24 April 2021. Situasi Covid-19 memburuk di India. Rumah sakit kehabisan tempat tidur. Orang-orang mengandalkan pasar gelap untuk mencari oksigen dan obat-obatan 

Sejumlah pasien meninggal di Delhi karena kekurangan pasokan oksigen. Rumah sakit kota kewalahan.

Beberapa sampai mengeluarkan peringatan setiap hari, mengatakan mereka hanya memiliki beberapa jam oksigen yang tersisa.

Mengingat skenario yang terjadi di rumah sakit, Tiwari membayar sejumlah besar uang untuk mendapatkan konsentrator - yang dapat mengekstraksi oksigen dari udara - membuat saudaranya tetap bernapas.

Dokter juga memintanya untuk mendapatkan obat anti virus remdesivir, yang telah diberikan persetujuan penggunaan darurat di India dan diresepkan secara luas oleh dokter.

Manfaat obat - yang pada awalnya dikembangkan untuk mengobati Ebola - masih diperdebatkan di seluruh dunia.

Tiwari tidak dapat menemukan obat itu di toko obat mana pun dan akhirnya beralih ke pasar gelap.

Kondisi saudara laki-lakinya terus kritis dan dokter yang merawat mengatakan dia mungkin segera membutuhkan rumah sakit di mana remdesvir dapat diberikan.

"Tidak ada tempat tidur. Apa yang bisa saya lakukan? Saya bahkan tidak bisa membawanya ke tempat lain karena saya sudah menghabiskan begitu banyak uang dan tidak banyak yang tersisa," katanya.

Permintaan Obat Termpau Tinggi

Persediaan Remdesivir sangat terbatas sehingga keluarga pasien yang dirawat di rumah berlomba-lomba untuk mendapatkannya.

BBC berbicara dengan beberapa dealer di pasar gelap yang mengatakan bahwa pasokan terbatas dan itulah mengapa mereka menaikkan harga setinggi itu.

Pemerintah telah mengizinkan tujuh perusahaan untuk memproduksi Remdesivir di India dan mereka telah diminta untuk meningkatkan produksi.

Namun beberapa janji pasokan yang memadai dari pemerintah gagal membuahkan hasil di lapangan.

Ahli epidemiologi Dr Lalit Kant mengatakan, keputusan untuk meningkatkan produksi sudah terlambat dan pemerintah seharusnya bersiap untuk gelombang kedua.

"Tapi entah kenapa obat itu tersedia di pasar gelap, jadi ada beberapa kebocoran di sistem suplai yang belum bisa disambungkan oleh regulator," ujarnya.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved