Sabtu, 4 Oktober 2025

Virus Corona

Data Kematian di India Dianggap Tidak Sesuai Jumlah Mayat yang Dikremasi Akibat Covid-19

Angka ini membuat jumlah warga yang meninggal akibat Covid-19 menjadi lebih dari 180.000 sejak pandemi dimulai pada awal 2020.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Johnson Simanjuntak
Sajjad HUSSAIN / AFP
Orang-orang menunggu bus di terminal bus di New Delhi pada 19 April 2021, untuk berangkat ke tempat asal mereka saat India berjuang melawan lonjakan pemecah rekor dalam infeksi virus korona Covid-19 yang telah memaksa ibu kota diisolasi selama seminggu. 

TRIBUNNEWS.COM, NEW DELHI - Jumlah kematian harian di India meningkat secara tajam pada gelombang kedua penyebaran virus corona (Covid-19), negara itu telah melaporkan terjadi 1.761 kematian pada hari Senin lalu.

Angka ini membuat jumlah warga yang meninggal akibat Covid-19 menjadi lebih dari 180.000 sejak pandemi dimulai pada awal 2020.

Proses krematorium pun telah berlangsung di beberapa kota di India, baik siang maupun malam.

Bahkan banyak keluarga yang harus menunggu selama berjam-jam agar jenazah anggota keluarga mereka yang meninggal karena virus ini dapat dikremasi atau dikuburkan.

Dikutip dari laman BBC, Rabu (21/4/2021), para ahli mengatakan fenomena ini menunjukkan bahwa jumlah kematian di negara itu pada gelombang kedua penyebaran Covid-19 sebenarnya bisa jauh lebih tinggi.

Sanjeev Gupta, seorang jurnalis foto yang tinggal di kota Bhopal di India tengah, melakukan peliputan foto pada salah satu krematorium kota.

Baca juga: Epidemiolog : Lonjakan Kasus Covid-19 di India karena Faktor Perilaku dan Varian Corona Baru

Perlu diketahui, kota Bhopal hanya melaporkan 4 kematian terkait Covid-19 pada beberapa hari lalu.

Namun Gupta terkejut melihat lusinan pembakaran kayu di pemakaman setempat.

Selain itu, beberapa jenazah pun dibuat 'berbaris' untuk dikremasi secara bersamaan di tungku listrik.

Gupta mengaku tersentuh saat seorang pemuda memintanya untuk memotret asap yang keluar dari cerobong asap krematorium listrik.

"Ia bilang asap itu mewakili ibunya, itu hal paling memilukan yang pernah saya dengar," kata Gupta.

Sementara itu Jurnalis foto lainnya di kota Lucknow, yang merupakan ibu kota negara bagian Uttar Pradesh, mengatakan bahwa ia menghitung hampir 100 pembakaran kayu di salah satu krematorium kota di kota itu pada 14 April lalu.

Data resmi untuk seluruh negara bagian pada hari itu mencatat hanya 85 kematian akibat virus ini.

"Langit sudah jingga di dekat krematorium, tapi saya masih merinding memikirkannya. Kami pasti tidak mendapatkan data kematian yang benar-benar valid dari pemerintah," kata dia.

Selanjutnya, Jurnalis foto lainnya di kota Varanasi di negara bagian Uttar Pradesh juga berbicara tentang perbedaan serupa, terkait data kematian yang tidak sebanyak fakta di lapangan.

Para ahli pun menilai ada beberapa alasan terkait hal ini, satu diantaranya adalah banyak orang yang meninggal di rumah karena tidak mendapatkan perawatan di rumah sakit atau tidak dapat menjalani tes Covid-19.

Jadi, mereka tidak masuk dalam database yang dikelola oleh negara bagian.

Karena fasilitas untuk melakukan tes Covid-19 di kota-kota kecil di negara itu termasuk dalam kategori yang buruk.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved