Kamis, 2 Oktober 2025

Pengawas Media Rusia Minta Twitter Hapus Akun Outlet Berita Oposisi Kremlin

Layanan Federal Pengawasan Komunikasi, Teknologi Informasi dan Media Massa Rusia meminta pihak Twitter menghapus akun outlet berita oposisi Kremlin.

Layanan pers pengadilan distrik Babushkinsky Moskow / AFP
Tangkapan layar ini dari rekaman selebaran yang disediakan oleh kantor pers pengadilan distrik Babushkinsky pada 20 Februari 2021, menunjukkan pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny di dalam sel kaca selama persidangan di Moskow. Lawan Kremlin yang paling menonjol Alexei Navalny menghadapi dua keputusan pengadilan pada hari Sabtu yang dapat menutup putusan hakim untuk memenjarakannya selama beberapa tahun, setelah ia kembali ke Rusia menyusul serangan keracunan. 

Pihak berwenang sebelumnya menuntut agar Twitter dan jejaring sosial lainnya menghapus pesan yang diduga meminta anak di bawah umur untuk mengambil bagian dalam protes anti-Kremlin.

Wakil Kepala Regulator Vadim Subbotin lantas angkat bicara kepada kantor berita Interfax.

"Twitter tidak menanggapi permintaan kami sebagaimana mestinya," tuturnya.

"Jika situasinya terus berlanjut maka itu akan diblokir dalam sebulan tanpa perintah pengadilan," ucapnya.

Menyoal hal ini, pihak Twitter mengatakan tidak ada komentar untuk dibuat tentang ancaman terbaru.

Perusahaan yang berbasis di AS itu sebelumnya membantah bahwa platform tersebut digunakan untuk mempromosikan kegiatan ilegal.

Twitter mengatakan keprihatinannya tentang bagaimana tekanan dari otoritas Rusia yang dapat mengekang kebebasan berbicara.

Baca juga: Soal Laporan Intelijen AS tentang Campur Tangan Pemilu, Rusia: Serangkaian Tuduhan Tak Berdasar

Baca juga: Laporan Intelijen AS Sebut Rusia Coba Mempengaruhi Hasil Pemilu AS 2020 yang Dimenangkan Biden

Ilustrasi Logo Twitter. Pengawas Media Rusia Meminta Twitter Hapus Konten Berita Terkait Oposisi Kremlin
Ilustrasi Logo Twitter. Pengawas Media Rusia Meminta Twitter Hapus Konten Berita Terkait Oposisi Kremlin (Times Of Oman)

Rusia Perlambat Kecepatan Konten Video

Pekan lalu, Rusia mengambil tindakan untuk memperlambat kecepatan konten video dan foto di Twitter.

Langkah tersebut tampaknya menyebabkan penutupan situs Kremlin sendiri secara tidak sengaja, serta situs sejumlah lembaga pemerintah lainnya.

Hal ini mengingat ada laporan kesulitan teknis yang dihadapi Moskow saat mencoba mengontrol aliran informasi daring.

Pengacara Kelompok Hak Internet Rusia Roskomsvoboda, Sarkis Darbinyan mengatakan regulator negara "sangat terganggu" oleh Twitter setelah demonstrasi anti-Kremlin tahun ini.

Baca juga: Profil Alexei Navalny, Kritikus Vladimir Putin Sekaligus Pemimpin Oposisi Rusia

Massa pro-Alexei Navalny bentrok dengan polisi di Saint Petersburg, Rusia, pada Sabtu (23/1/2021).
Massa pro-Alexei Navalny bentrok dengan polisi di Saint Petersburg, Rusia, pada Sabtu (23/1/2021). (AP Photo)

Selama protes, puluhan ribu orang turun ke jalan di seluruh Rusia untuk mendukung Navalny, yang dipenjara saat kembali ke negara itu setelah berbulan-bulan di Jerman pulih dari keracunan zat saraf.

"Setelah protes, menjadi jelas bahwa Twitter tidak berencana menghapus pesan yang berkaitan dengan tindakan sipil damai dan akan terus menandai propaganda negara, sehingga pengguna dapat mengenali informasi palsu," kata Darbinyan.

Setelah tak diberitakan media pemerintah, Navalny membangun pengikutnya melalui jejaring sosial.

Dia dan timnya tetap mengaktifkan akunnya bahkan saat dia dipenjara.

Akun Instagram Navalny minggu ini membagikan pesan di mana dia menggambarkan penjara saat ini sebagai "kamp konsentrasi" .

Berita lain terkait Rusia

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved