Penanganan Covid
Pembelian Vaksin Covid Sputnik V dari Rusia Picu Perdebatan di Iran
Menlu Iran Mohammad Javad Zarif pekan lalu mengumumkan kandidat vaksin virus coorna dari Rusia menjadi vaksin asing pertama yang disetujui di Teheran
Namaki pun menambahkan bahwa Sputnik V dihujat karena "kepentingan ekonomi".
"Yang membuat kecewa banyak orang yang tidak tahan melihatnya, kami akan memberikan vaksin kepada keluarga kami sendiri sehingga semua orang akan tahu bahwa kami menganggap kesehatan masyarakat di atas kesehatan kami sendiri," kata Namaki di TV.
Beberapa pejabat Iran tidak menanggapi permintaan komentar Al Jazeera.
Baca juga: Vaksin Covid-19 Sputnik V Buatan Rusia Disebut Tak Ada Efek Samping Merugikan, 91,6 Persen Efektif
Baca juga: Iran Setuju Gunakan Vaksin Covid-19 Sputnik V dari Rusia dan Siap Memproduksinya

Pertimbangan Diplomatik
Semetara itu, pemerintah Iran menolak klaim bahwa mereka membeli Sputnik V karena keuntungan politik.
Pada Rabu (3/2/2021), Kepala Staf Presiden Hassan Rouhani, Mahmoud Vaezi buka suara.
"Jika vaksin itu dibeli secara sembarangan dan tanpa evaluasi ahli, prosesnya tidak akan memakan waktu lama," kata Vaezi.
Namun, hampir 100 anggota dewan Dewan Medis Iran menandatangani surat yang ditujukan kepada Presiden Rouhani yang mengatakan bahwa membeli Sputnik V sebelum persetujuan internasional bisa "berbahaya".
"Tampaknya pertimbangan diplomatik dalam pembelian vaksin ini menghalangi evaluasi standarnya," tulis mereka.
Hosseinali Shahriari, yang mengepalai komisi kesehatan di parlemen mengatakan, dia tidak akan menggunakan vaksin tersebut, menyarankan vaksin asing terlebih dahulu harus diuji pada pejabat.
Baca juga: Warga Rusia Boleh Pergi ke Luar Negeri Asal Punya Paspor Vaksin Sputnik-V
Baca juga: India Bakal Produksi Lebih dari 100 Juta Dosis Vaksin Covid-19 Asal Rusia Sputnik V
Vaksin Sputnik V Efektif 91,6 Persen
Menurut hasil tinjauan sejawat yang diterbitkan pada Selasa (2/2/2021) di The Lancet, Sputnik V efektif 91,6 persen melawan Covid-19, menempatkan vaksin di antara kandidat teratas di dunia.
Vaksin yang telah dikembangkan oleh Dana Investasi Langsung Rusia, dana kekayaan kedaulatan negara itu, sejauh ini telah mendapat persetujuan regulasi di 16 negara dan sedang menunggu persetujuan penggunaan darurat oleh WHO.
Produsen Sputnik V mengatakan, mereka telah menerima permintaan vaksinasi lebih dari 1,2 miliar orang dari lebih dari 50 negara.
Vaksin ini bekerja dalam dua dosis berbeda yang diberikan dengan selang waktu 21 hari.