3 Hal Tabu Yakuza Jepang Mulai Disentuh Supaya Bisa Hidup
Kini dunia kejahatan di Jepang jauh berubah dan posisi yakuza semakin sulit sehingga penghasilan jauh semakin menurun
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Sejak Ordonansi Penghapusan Boryokudan dari RUU Yakuza yang direvisi dan diterapkan sejak 18 Mei 2012, UU Anti Yakuza terbaru, keadaan ekonomi Yakuza (mafia Jepang) mulai semakin kesulitan.
"Mulai banyak ribuan, lebih dari 3000 orang keluar dari dunia yakuza, berusaha mencuci kaki membersihkan diri.
UU Jepang mengharuskan masa percobaan 5 tahun kalau mau membersihkan diri ke luar dari yakuza barulah bisa diterima pihak kepolisian yang akan mencoba membantu ex-yakuza terjun ke masyarakat dengan program bimbingannya.
Namun kalau eks-yakuza tersebut memang banyak membantu polisi sebelumnya, biasanya saat meninggalkan dunia yakuza juga dapat dibantu dan dibimbing pihak kepolisian dengan program sosialnya diperkenalkan ke perusahaan Jepang yang bersedia menerima mantan yakuza, sehingga ada penghasilan dan dapat hidup dengan baik.
"Kini dunia kejahatan di Jepang jauh berubah dan posisi yakuza semakin sulit sehingga penghasilan jauh semakin menurun, anggota banyak yang mengeluarkan diri dari kelompok yakuza," papar seorang mantan bos Yakuza kepada Tribunnews.com Sabtu ini (30/1/2021).
Ashi Arai atau mencuci kaki membersihkan diri ke luar dari yakuza tidak mudah, terutama dalam mencari pekerjaan di Jepang.
Kesulitan tersebut bahkan sering membuat eks yakuza bahkan kembali lagi aktif ke dunia yakuza. Mengapa?
"Karena yakuza adalah kelompok keluarga besar yang saling melindungi, saling mengayomi, menjaga satu sama lain. Itu sebabnya masuk jadi anggota yakuza dimulai dengan sakazuki, ritual shinto di dalam yakuza saat menerima anggota baru, menandakan dirinya satu darah, satu keluarga, akan membela semua anggota keluarga sampai mati sekali pun."
Jadi kalau ada anggota yang telah ke luar, kesusahan, masuk kembali, tentu saja diterima dengan baik karena memang sebenarnya atau keluarga besar yang secara moral dan kejiwaan sampai kapan pun masih satu keluarga (yakuza), meskipun telah mengeluarkan surat pengunduran diri atau hamonjo.
Baca juga: Bos Yakuza Dituntut Hukuman Mati Oleh Kejaksaan Jepang
Kesulitan yakuza saat ini membuat mereka mulai menyentuh tiga hal yang sangat tabu selama ini oleh sebagian besar anggota yakuza.
Apa itu yang di tabukan yakuza di masa lalu? Narkoba, Senjata api dan Pemalsuan uang kertas.
"Narkoba khususnya mulai dilakukan semakin banyak anggota yakuza karena kesulitan keuangan yang terjadi saat ini. Dengan narkoba cepat dapat uang, namun hukumannya sangat berat. Itulah sebabnya dilakukan dengan sangat hati-hati, kalau perlu tidak langsung melakukan, tetapi menggunakan tangan anak nakal atau kalangan Hangure, baik kalangan anak muda Jepang nakal, kelompok anak muda keturunan Korea dan China serta termasuk geng Tokyo Brothers kebanyakan warga Nepal yang jahat berdomisili di Jepang.
Geng Hangure itulah yang banyak dipakai sebagai kepanjangan yakuza untuk berjualan narkoba. Mengapa?
"Karena Hangure itu bukan yakuza, tidak terikat UU Anti Yakuza yang sangat berat. Jadi hukuman yang dikenakan adalah hukuman umum hanya kepada yang bersangkutan. Kalau yakuza yang melakukan, bosnya yang mungkin tidak tahu menahu, akan terkena hukuman juga. Berat sekali sanksi hukumnya bagi yakuza."