Iran Tolak Ancaman Aksi Militer Israel dan Sebut Pemerintahan Biden Independen
Mahmoud Vaezi menyebut, pemerintahan Joe Biden independen dan tak akan mengikuti permintaan Israel seperti pemerintahan sebelumnya.
TRIBUNNEWS.COM - Kepala Staf Presiden Iran Hassan Rouhani, Mahmoud Vaezi menyebut pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden independen dan tak akan mengikuti permintaan Israel seperti pemerintahan AS sebelumnya.
Mengutip Al Jazeera, pernyataan ini dikeluarkan pihak Iran setelah Israel mengumumkan akan merevisi serangan terhadap Iran.
Letnan Jenderal IDF Aviv Kochavi pada Selasa (26/1/2021) mengatakan bahwa militer Israel sedang mempersiapkan "sejumlah rencana operasional, selain yang sudah di susun, dalam reaksi terhadap Iran yang meningkatkan program nuklirnya dalam beberapa bulan terakhir".
Baca juga: Iran Akan Mulai Vaksinasi Covid-19, Presiden Rouhani Rahasiakan Vaksin Asing yang Diimpor
Baca juga: Presiden Rouhani Akui Iran Senang Lihat Donald Trump Tinggalkan Jabatannya

Komentarnya dipandang sebagai ancaman bagi Biden, yang telah mengisyaratkan dia ingin memasuki kembali perjanjian nuklir bersejarah yang ditandatangani antara Iran dan kekuatan dunia pada 2015.
Mahmoud Vaezi menepis pernyataan Kochavi sebagai "perang psikologis" dan mengatakan Israel "tidak memiliki rencana atau kemampuan untuk melaksanakannya".
"Beberapa pejabat di rezim Zionis berpikir Washington akan menerima apa pun yang mereka katakan," katanya kepada wartawan pada Rabu setelah rapat kabinet.
"Tapi saya yakin pemerintahan AS yang baru memiliki kemerdekaannya sendiri, sama seperti negara lain memiliki kemerdekaannya sendiri," katanya.
Vaezi mengatakan, mantan Presiden AS Donald Trump telah menunjuk menantunya Jared Kushner, yang menenangkan Israel dan melaksanakan keinginannya di Washington.
Pejabat itu menambahkan Israel dan negara lainnya di kawasan, seperti Arab Saudi sekarang melobi Iran di Washington, tapi "kita tidak harus menganggap serius hal-hal seperti itu".
Vaezi menunjukkan bahwa Iran mengadakan beberapa latihan militer menggunakan rudal, kapal selam dan pesawat tak berawak pada Januari.
Sesuatu yang dia sebut "tanda bahwa kami tidak menginginkan perang, tetapi serius dalam mempertahankan negara".
Ditanya oleh wartawan tentang pernyataan kepala militer Israel, Wakil Presiden Pertama Eshaq Jahangiri berkata, "Israel tidak pada level untuk mengancam Iran."
Baca juga: Iran Berencana Keluarkan 7 Tuntutan untuk Biden, Sebelum Kembali Bahas Kesepakatan Nuklir
Baca juga: Kisah-kisah Unik Koper Football dan Biskuit Tombol Senjata Nuklir Presiden AS
Kesepakatan Nuklir
Biden telah berjanji untuk merevitalisasi kesepakatan nuklir Iran tahun 2015 dengan kekuatan dunia, pendahulunya secara sepihak menarik diri dari tahun 2018, memberlakukan sanksi ekonomi yang keras terhadap Iran.
Tetapi Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan, prosesnya akan lambat dan AS akan mengharapkan Iran untuk bertindak lebih dulu.
Sementara itu, Iran mengatakan akan berkomitmen kembali pada semua janji nuklirnya jika AS terlebih dahulu mencabut sanksi.
Pada Rabu (27/1/2021) Rouhani mencatat bahwa AS yang menarik diri dari kesepakatan pada tahun 2018, bukan Iran.
"(AS) berhutang pada kami, bukan sebaliknya," katanya.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)