Tahun 2028 China Diprediksi Ungguli AS Jadi Ekonomi Terbesar Dunia
China diprediksi dapat mengambil alih posisi Amerika Serikat (AS) sebagai ekonomi terbesar di dunia pada tahun 2028 mendatang.
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, BEIJING - China diprediksi dapat mengambil alih posisi Amerika Serikat (AS) sebagai ekonomi terbesar di dunia pada tahun 2028 mendatang.
Hal ini berdasar pada survei yang dilakukan oleh lembaga think tank Center for Economics and Business Research (CEBR) yang berbasis di Inggris.
Survei tersebut dirilis di tengah menegangnya hubungan antara AS dan China yang telah terlibat dalam sengketa tarif sejak Juni 2018.
Saat itu, Presiden AS saat ini Donald Trump mengumumkan penerapan tarif 25 persen atas impor China senilai 250 miliar dolar AS dalam upayanya untuk menyeimbangkan defisit perdagangan.
Dikutip dari laman Sputnik News, Minggu (27/12/2020), CEBR mencatat perebutan kekuatan ekonomi antara China dan AS telah menjadi 'tema umum ekonomi global selama beberapa waktu'.
Baca juga: China Diprediksi Gantikan Amerika Sebagai Negara Adidaya Dunia pada 2028
"Pandemi (virus corona) Covid-19 dan melesunya ekonomi tentu saja membuat persaingan ini menguntungkan China," kata laporan itu.
Ini mengacu pada 'manajemen penanganan pandemi yang terampil' yang dilakukan China dan menambah peningkatan kinerja ekonomi negara itu.
Wakil Ketua CEBR Douglas McWilliams, menunjukkan bahwa kecepatan pertumbuhan ekonomi China adalah 'berita besar' dalam prediksi yang dilakukan lembaga think tank tersebut.
"Kami mengharapkannya untuk menjadi ekonomi berpenghasilan tinggi selama periode rencana lima tahun ini (2020-2025). Dan kami mengharapkannya untuk mengambil alih kepemimpinan AS lima tahun penuh," kata McWilliams.
Baca juga: Turki Sebut Vaksin Covid Sinovac Buatan China 91,25% Efektif
Ia menambahkan bahwa ekonomi Asia lainnya 'juga mengalami lonjakan' pada tabel lima tahunan CEBR tentang prospek pertumbuhan ekonomi untuk 193 negara.
"Satu pelajaran bagi para pembuat kebijakan Barat, yang kinerjanya relatif buruk selama pandemi, adalah bahwa mereka perlu lebih memperhatikan apa yang terjadi di Asia daripada hanya saling memandang," tegas McWilliams.
Hubungan Ekonomi AS dan China
Laporan lembaga think tank tersebut muncul beberapa pekan setelah Presiden terpilih AS Joe Biden berjanji bahwa pemerintahannya akan menerapkan kebijakan perdagangan yang benar-benar mengarah pada kemajuan terkait penanganan apa yang digambarkan Biden sebagai 'praktik kejam China'.
Termasuk dugaan pencurian kekayaan intelektual dan transfer teknologi dari perusahaan AS hingga mitra China mereka.