Kamis, 2 Oktober 2025

Korea Utara Gelar Eksekusi Terbuka untuk Penyusup dan Warga yang Langgar Aturan Covid-19

Otoritas Korea Utara menggelar eksekusi terbuka kepada warga negara yang melanggar aturan karantina darurat Covid-19.

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Sri Juliati
Daily NK
Dalam foto tak bertanggal ini, tentara Korea Utara terlihat di Provinsi Pyongan Utara. 

Tindakan itu dilakukan sebelum mengerahkan ranjau darat untuk meningkatkan pencegahan.

Pada November, Pyongyang mengerahkan unit antipesawat di beberapa daerah perbatasan untuk mencegah warga sipil menyeberang.

Selain itu untuk menghentikan korupsi oknum tentara di sana yang membantu penyelundup dengan imbalan suap atau terlibat dalam aktivitas itu sendiri.

Di provinsi Pyongan Utara, kota pusat perdagangan lintas-perbatasan utama Sinuiju, yang terletak tepat di seberang perbatasan dari Dandong China, pihak berwenang melakukan eksekusi publik baru-baru ini, menurut sumber itu.

"Eksekusi publik terjadi karena korban dituduh melanggar karantina tepat sebelum langkah-langkah darurat-tingkat tinggi mulai berlaku sekitar 20 November."

"Seorang pria berusia 50-an yang mencoba menyelundupkan mitra bisnis China ditembak sebagai contoh pada 28 November," kata sumber itu.

"Pada akhir bulan lalu, Komite Sentral mengedarkan instruksi internal kepada agensi dan perusahaan milik negara di seluruh negeri untuk 'meningkatkan kewaspadaan tentang virus corona'."

"Saat itulah departemen keamanan provinsi, polisi, pabrik, perusahaan, dan unit pengawas lingkungan membentuk tim pengawas untuk menindak orang-orang yang melanggar aturan karantina," jelas sumber itu.

Foto ini menunjukkan Mugunghwa No. 10, kapal patroli perikanan Korea Selatan, berlabuh di dekat perbatasan laut de facto antar-Korea di Laut Kuning pada 24 September 2020. Kapal itu ditumpangi oleh seorang pejabat Korea Selatan yang hilang pada saat itu. 21 September dan dibunuh oleh tentara Korea Utara keesokan harinya, menurut pejabat Korea Selatan.
Foto ini menunjukkan Mugunghwa No. 10, kapal patroli perikanan Korea Selatan, berlabuh di dekat perbatasan laut de facto antar-Korea di Laut Kuning pada 24 September 2020. Kapal itu ditumpangi oleh seorang pejabat Korea Selatan yang hilang pada saat itu. 21 September dan dibunuh oleh tentara Korea Utara keesokan harinya, menurut pejabat Korea Selatan. (Yonhap)

Sumber ini bukan saksi eksekusi publik, tapi pernah membicarakan hal tersebut dengan orang yang hadir saat gelaran eksekusi itu.

Menurut orang itu, pihak berwenang mengubah lokasi eksekusi untuk menghindari pengawasan internasional.

"Mereka seharusnya menembak pria di Sinuiju, tapi mereka memutuskan untuk melakukannya di daerah Ryongchon, karena dia dari daerah itu."

"Jika mereka melakukannya di Sinuiju, berita akan segera menyebar ke perbatasan ke China," kata sumber itu.

Daerah Sinuiju bisa terlihat dari seberang Sungai Yalu dari kota Dandong di China.

Lebih lanjut sumber itu mengatakan pemerintah melakukan 'puncak teror' sejak Komite Sentral merilis perintah karantina darurat tingkat tinggi.

"Kami juga mendengar bahwa mereka secara terbuka menembak broker penukaran mata uang di Pyongyang yang melanggar aturan karantina," tambahnya.

Baca juga: 20 Foto yang Membuat Fotografernya Diblacklist dari Korea Utara, Termasuk Potret Pasangan Bermesraan

Baca juga: Korea Utara Lockdown Provinsi Chagang karena Khawatir Penyebaran Covid-19 di Unit Militer Wiwon

Tangkapan layar yang diambil dari siaran KCNA pada 10 Oktober 2020 menunjukkan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un berbicara kepada peserta parade militer di alun-alun Kim Il Sung di Pyongyang.
Tangkapan layar yang diambil dari siaran KCNA pada 10 Oktober 2020 menunjukkan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un berbicara kepada peserta parade militer di alun-alun Kim Il Sung di Pyongyang. (KCNA VIA KNS / AFP)
Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved