Minggu, 5 Oktober 2025

Eks PM Turki Tuduh Erdogan Khianati Turki Sesudah Jual Saham Bursa Efek Istanbul ke Qatar

Lima hari setelah kunjungan Emir Qatar ke Turki, 10 persen saham Bursa Efek Istanbul dibeli Otoritas Investasi Qatar senilai US$ 200 juta.

AP/Craig Ruttle
Perdana Menteri Turki Ahmet Davutoglu berbicara di hadapan hadirin Sustainable Development Summit 2015, Minggu (27/9/2015), di Markas PBB, New York, AS. 

Biasanya ketika pemerintah membelanjakan lebih dari pajak yang mereka kenakan, perbedaannya muncul sebagai defisit anggaran.

Mereka mendanai defisit itu dengan menerbitkan obligasi, yang diperdagangkan di pasar internasional sehingga mudah dilacak.

Jika beban utang tumbuh terlalu besar, dan jika biaya pinjaman melonjak, maka negara harus default atau mencari dana talangan.

Jenis krisis utang ini tidak menyenangkan, seperti yang bisa dibuktikan oleh Argentina atau Yunani atau Pakistan, tetapi setidaknya langsung dan familiar.

Turki menurut Miller, telah membelanjakan lebih banyak dari yang seharusnya, tetapi melakukannya dengan cara yang menyembunyikan biaya jauh di dalam sistem keuangannya.

Ada utang pemerintah yang relatif kecil, jenis yang biasanya didanai oleh obligasi internasional, yang bisa ditemukan, meskipun nilai keseluruhannya agak naik.

Pinjaman besar dilakukan bank-bank negara, termasuk bank swasta dan milik Negara, dan di situlah masalah Turki menumpuk.

Nilai mata uang Lira Turki telah merosot di banding tahun lalu. Penurunan yang lebih menurut Chris Miller tampaknya hanya masalah waktu.

Opsi apa yang dimiliki Erdogan? Jalan ke depan penuh risiko. Membiarkan Lira jatuh, dan perusahaan Turki yang berutang dolar berjuang membayar bank mereka.

Penurunan tajam Lira bahkan bisa membuat bank-bank Turki bangkrut. Kenaikan suku bunga, dan mata uang mungkin stabil, tetapi ekonomi akan terlempar ke resesi lebih dalam.

Kedua opsi itu berbahaya. Tapi tidak melakukan apa-apa mungkin lebih buruk: Lira tetap akan jatuh, dan ekonomi akan tenggelam ke dalam resesi yang berkepanjangan juga.

Eksperimen ekonomi Erdogan menurut Chriss Miller, menarik saat dilakukan, menghasilkan stabilitas palsu.

Namun menyembunyikan masalah ekonomi negara jauh di dalam sistem perbankan, takkan pernah lebih dari sekedar menutup-nutupi masalah.

Di sisi lain, Erdogan tak menyurutkan ambisi politik dan militernya di kawasan. Mengirim dan membiayai kelompok bersenjata proksi mereka di Suriah.

Erdogan juga mempertahankan pasukan dan menduduki wilayah Idlib, campur tangan politik dan militer di Azerbaijan, serta terlibat konfrontasi di Siprus dan Laut Tengah.(Tribunnews.com/AlMasdarNews/ForeignPolicy/xna)  

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved