Eks PM Turki Tuduh Erdogan Khianati Turki Sesudah Jual Saham Bursa Efek Istanbul ke Qatar
Lima hari setelah kunjungan Emir Qatar ke Turki, 10 persen saham Bursa Efek Istanbul dibeli Otoritas Investasi Qatar senilai US$ 200 juta.
TRIBUNNEWS.COM, BEIRUT – Ketua Partai Masa Depan Turki, Ahmet Davutoglu, menuduh Presiden Recep Tayyip Erdogan tidak jujur. Ia menyerukan Erdogan kembali mengunakan akal sehatnya.
Mantan Perdana Menteri Turki itu merekam pernyataan yang diposting di akun Twitternya, menuduh Erdogan mengkhianati kepercayaan rakyat.
"Erdogan mengkhianati kepercayaan, atas keputusan menjual 10 persen saham Bursa Efek Istanbul ke Qatar, untuk menyelamatkan ekonomi Turki," kata Davutoglu dikutip Al Masdar News, Jumat (4/12/2020).
Davutoglu mengingatkan krisis ekonomi Turki yang kian dalam. “Anda tidak dapat menemukan penutup bangkai kapal ini, Tuan Erdogan,” kata Davutoglu yang pernah separtai dengan Erdogan.
Baca juga: Ahmet Davutoglu, Eks PM Turki, Sebut Tayyip Erdogan Petaka bagi Negaranya
“Negara ini bukan bursa saham Anda, pasar Anda, atau toko Anda. Turki adalah negara tempat tinggal suatu bangsa, bangsa yang terdiri dari orang-orang jujur," tegas Davutoglu.
“Erdogan tidak bisa dimaafkan atas apa yang dia lakukan, dan tidak ada yang bisa melarikan diri dari kehancuran di negara ini dengan meminta pengampunan. Mereka yang merugikan negara ini akan dimintai pertanggungjawaban," lanjutnya.
Davutoglu mengaku teringat kata-kata Erdogan saat ia masih bekerjasama di pemerintahan.
"Saudaraku, jika Anda memberikan keamanan kepada seseorang, Anda akan meminta pertanggungjawabannya, bukan?" kata Davutoglu menyitir kata-kata Erdogan.
Dia kemudian mengatakan Erdogan harus bertanggung jawab atas tindakannya.
Parlemen Turki, dikuasai koalisi Partai Keadilan dan Pembangunan dan Gerakan Nasionalis, menolak proposal Partai Rakyat Republik tentang penyelidikan atas penjualan 10 % saham Istanbul Stock Exchange ke Qatar.
Senin lalu, lembaga yang mengurusi kekayaan Turki mengumumkan, lima hari setelah kunjungan Emir Qatar ke Turki, mereka menjual 10 persen saham Bursa Efek Istanbul ke Otoritas Investasi Qatar.
Nilainya US $ 200 juta. Pemerintah Turki masih mempertahankan 80,6 persen saham di Bursa Efek Istanbul.
Chris Miller, analis keuangan di Foreign Policy, mengulas, krisis ekonomi Turki sesungguhnya sangat dalam. Namun tidak banyak yang mengetahuinya.
Selama setahun terakhir, tulis Chris Miller di foreignpolicy.com, Tayyip Erdogan menjalankan eksperimen ekonomi berisiko tinggi.
Ujiannya, Tanya Chris Miller, berapa lama Turki bisa menyembunyikan fakta pengeluarannya jauh melebihi kemampuannya?