Senin, 6 Oktober 2025

Virus Corona

Manajemen Buruk Pemerintah Antisipasi Covid-19 Membahayakan Penduduk Jepang

Jumlah kasus terinfeksi virus corona yang berasal dari luar Jepang membuat sejumlah orang meragukan penanganan antisipasi pemerintah Jepang.

Editor: Dewi Agustina
Richard Susilo
Daerah karantina di Bandara internasional Haneda Jepang. 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Jumlah kasus terinfeksi virus corona yang berasal dari luar Jepang (warga asing) membuat sejumlah orang meragukan penanganan antisipasi pemerintah Jepang atas penyebaran infeksi corona.

Terutama dalam rangka menyambut Olimpiade 2021 mendatang.

"Dengan sistem pencegahan epidemi yang longgar dilakukan pemerintah Jepang saat ini, tidak ada keraguan bahwa virus telah dibawa dari luar negeri," ungkap Masahiro Kami, Direktur Institut Penelitian Medical Governance Jepang, Sabtu (28/11/2020) lewat Nikan Gendai.

Menurut Masahiro Kami, Perdana Menteri Suga ingin mempromosikan pelonggaran imigrasi dan menormalkan lalu lintas ke dan dari luar negeri untuk menjadikan Jepang sebagai tuan rumah Olimpiade.

"Sebaliknya, di luar negeri, negara itu mungkin melihat Jepang tampak berbahaya dengan manajemen yang buruk, dan ada kemungkinan rasa kehati-hatian dalam menyelenggarakan Olimpiade akan meningkat karena penyebaran dari warga asing yang masuk bisa saja semakin banyak," tambahnya.

Baca juga: Pangeran Jepang Akishinomiya Merestui Pernikahan Puteri Mako dengan Kei Komuro

Setelah deklarasi darurat dicabut pada Mei 2020, pemerintah Jepang secara bertahap melonggarkan pembatasan imigrasi, terutama untuk lalu lintas bisnis.

Mulai Oktober, orang asing dengan status tinggal jangka menengah hingga panjang dari seluruh dunia diizinkan masuk ke Jepang dengan syarat mereka menunggu (karantina) selama 14 hari dan tidak menggunakan transportasi umum.

"Penyelewengan pun mulai banyak dilakukan, ada beberapa yang naik kendaraan umum untuk pulang ke rumah setelah ke luar dari bandara internasional Jepang," ungkap sumber Tribunnews.com minggu lalu.

Jumlah pengunjung asing berlipat ganda dari 13.700 pada September menjadi 27.400 pada Oktober 2020.

Mulai akhir bulan November 2020 ini pemeriksaan virus corona di bandara tidak lagi diperlukan bagi para imigran dari 11 negara/wilayah seperti China dan Korea Selatan, khususnya untuk bisnis yang berlaku hanya 3 hari saja masuk Jepang tanpa karantina.

Pemerintah juga mengharapkan bagi yang masuk ke Jepang untuk menginstal COCOA (aplikasi kontak Corona baru) dan menyimpan informasi lokasi menggunakan aplikasi peta, serta tindak lanjut kesehatan 14 hari dikirimkan melalui aplikasi LINE talk.

"Ada banyak kasus di mana anggota keluarga dan kerabat menyatakan datang menjemput dan pindah dengan angkutan umum," ungkap seorang pejabat kesehatan Jepang kepada Tribunnews.com.

Sumber Tribunnews sangat mengharapkan semua pendatang ke Jepang mengikuti semua protokol kesehatan yang telah ditentukan pemerintah Jepang.

Baca juga: Operasional Restoran, Klub Malam dan Karaoke Dibatasi, Pemda Tokyo Jepang Subsidi Rp 54 Juta

Sampai dengan 29 November 2020 sebanyak 1.514 orang terdeteksi positif corona berasal dari orang asing yang datang ke Jepang lewat bandara internasional Jepang.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved