Minggu, 5 Oktober 2025

Pemilihan Presiden Amerika Serikat

Apa Arti Kemenangan Joe Biden di Pilpres AS bagi Korea Utara? Ini Kata Analis

Menurut analis, sangat tidak mungkin Presiden terpilih AS Joe Biden jadi kandidat pilihan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un.

STR / KCNA VIA KNS / AFP
Foto yang diambil pada 5 September 2020 dan dirilis dari Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) resmi Korea Utara pada 6 September 2020 menunjukkan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un berbicara dengan komite pusat partai untuk pemulihan bencana tentang kerusakan yang disebabkan oleh Topan Maysak di Provinsi Hamgyong Selatan dan Utara. Sampai saat ini, Korea Utara belum bereaksi atas kemenangan Joe Biden dalam Pilpres AS 2020. Simak penjelasan analis berikut ini. 

"Jika Anda mendengarkan dengan cermat pernyataan mereka, mereka biasanya menunjukkan ke mana mereka melangkah," paparnya.

"Saya akan mengatakan hampir tidak ada sinyal bahwa mereka merencanakan provokasi atau ujian besar," ungkapnya.

Seperti yang ditunjukkan Yun, ini adalah waktu yang berbeda untuk Kim Jong Un dan uji coba rudal mungkin tidak menjadi agenda utama seperti empat tahun lalu.

"Mereka sekarang telah membuktikan bahwa mereka memiliki ICBM (rudal balistik antarbenua) yang dapat menjangkau hampir di mana saja di benua AS," ucap Yun.

"Mereka juga memiliki perangkat nuklir yang sangat besar yang mereka uji pada 2017," kata Yun.

Korea Utara juga memiliki sejumlah masalah mendesak yang harus dihadapi.

Termasuk virus corona, yang diklaim Kim Jong Un belum menginfeksi rakyatnya.

Tak hanya itu saja, bayangan kesulitan ekonomi karena sanksi terus mencekik dan pemulihan dari serangkaian topan dan banjir awal tahun ini.

Baca juga: Update Pilpres AS 2002: Donald Trump Unggul di Alaska dan North Carolina, Gagal Lampaui Joe Biden

Apa selanjutnya?

Lebih dalam, Joe Biden tahu tantangan yang mungkin ditimbulkan oleh Korea Utara.

Pyongyang pernah melakukan uji coba nuklir dan rudal jarak jauh pada awal kepemimpinan Obama.

Saat itu, Biden menjabat sebagai wakil presiden.

Namun, dia tidak selalu diharapkan untuk kembali ke kebijakan era Obama tentang "kesabaran strategis" menunggu Pyongyang datang ke meja perundingan sambil tetap memberlakukan sanksi.

Kebijakan itu gagal mencapai tujuan utamanya.

Selama waktu itu, Korea Utara secara signifikan memperluas kemampuan nuklir dan misilnya dan melakukan empat dari enam uji coba nuklirnya.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved