Pemilihan Presiden Amerika Serikat
Masih Kesal Biden Unggul, Trump Ingatkan Jangan Asal Klaim Jabatan Presiden: Proses Hukum Baru Mulai
Presiden Donald Trump terus memperingatkan agar rivalnya, Joe Biden tidak mengklaim dirinya sebagai presiden.
TRIBUNNEWS.COM - Calon presiden pertahana Donald Trump mengatakan kepada rivalnya, Joe Biden untuk jangan secara asal mengklaim lolos dari Gedung Putih.
Sebab, ia mengaku hasil perolehan suara yang tidak lengkap membuat Partai Demokrat seharusnya tidak bisa memimpin.
"Joe Biden seharusnya jangan asal mengklaim jabatan Presiden."
"Saya juga bisa membuat klaim itu. Proses hukum baru saja dimulai!" kata Trump dalam cuitannya, Sabtu (7/11/2020).
Trump sendiri telah berulang kali mengklaim dia memenangkan pemilihan sejak Selasa (3/11/2020) lalu.
Baca juga: Persaingan Sengit, Kini Biden-Harris Berbalik Unggul dari Trump-Pence di Georgia
Padahal faktanya perhitungan suara menunjukkan dengan kuat, Trump hanya akan menjadi presiden Amerika Serikat satu periode.
Ketua DPR Nancy Pelosi juga menyebut Joe Biden sebagai "presiden terpilih" Amerika Serikat.
Hal itu ia katakan saat perolehan suara Biden menyalip Trump, dalam medan pertempuran memperebutkan Pennsylvania.
Pelosi mengatakan dengan tegas, Biden-Harris telah memenangkan Gedung Putih.
"Presiden Terpilih Biden memiliki mandat yang kuat untuk memimpin," katanya.
"Ini adalah hari yang membahagiakan bagi negara kita. Joe Biden adalah pemersatu, karena dia bertekad untuk menyatukan orang," tambah Nancy, dikutip dari CNA.

Baca juga: Joe Biden Sementara Unggul 5.000 Suara dari Donald Trump di Pennsylvania
Perolehan suara di Pennsylvania cukup menempatkan Biden mendapat 270 suara di Electoral College negara bagian, yang menentukan kepresidenan.
Bahkan, Twitter telah menandai beberapa postingan yang menyebut Biden sebagai "presiden terpilih".
Dalam pernyataan yang dirilis melalui Gedung Putih pada Jumat pagi, Trump berjanji akan melanjutkan perjuangan hukumnya.
"Kami akan melanjutkan proses ini melalui setiap aspek hukum untuk menjamin rakyat Amerika memiliki kepercayaan pada pemerintah kami."
"Saya tidak akan pernah menyerah memperjuangkan Anda dan bangsa kami," katanya.
Baca juga: Kantongi 2.732.084 Suara, Donald Trump Unggul dari Joe Biden di North Carolina
Diketahui, Biden telah merebut perolehan suara Michigan dengan 16 suara elektoralnya.
Ia juga memperluas keunggulannya dari Trump di Georgia, Pennsylvania, dan Nevada.
Perolehan tersebut membuatnya di ambang kemenangan menuju Gedung Putih, tiga hari setelah pemungutan suara ditutup.
Menurut Menteri Luar Negeri Brad Raffensperger, Georgia kemungkinan akan menjalani penghitungan ulang.
"Taruhannya tinggi dan emosi tinggi di semua sisi. Kami tidak akan membiarkan perdebatan itu mengalihkan perhatian kami dari pekerjaan kami."
"Kami akan melakukannya dengan benar dan kami akan mempertahankan integritas pemilihan kami," katanya.

Baca juga: Update Pilpres Amerika: Joe Biden Rebut Pennsylvania dan Georgia, Berpotensi Raih 36 Suara Elektoral
Ia melanjutkan, perhitungan suara di Georgia telah diawasi oleh pengawas pemilu dari kedua tim kampanye.
Namun Trump sempat menuduh, pengawas pemilu dari kubunya tidak diperkenankan untuk mengawasi.
Padahal, tuduhan yang telah meluas secara nasional itu tidak terbukti.
Hingga kini, para pejabat setempat mengatakan sekitar 9.000 surat suara militer dan luar negeri masih dalam perjalanan.
Surat suara itu baru diterima jika tiba pada Jumat kemarin dan diberi cap pos pada Selasa atau hari sebelumnya.
Baca juga: Unggul di Pennsylvania, Ketua DPR AS Sebut Biden Presiden Terpilih
Hingga Sabtu (7/11/2020) pukul 08.12 WIB, perolehan suara di Nevada, Georgia, Pennsylvania, dan Calorina Utara masih terus dihitung.
Di beberapa negara bagian, khususnya di Georgia dan Pennsylvania perolehan kedua kudu sangat tipis dan sengit.
Di Georgia, Biden sementara unggul 1 persen, dengan 49.3 persen dimiliki Trump dan 49.4 persen dimiliki Biden.
Sementara di Pennsylvania, yang memiliki 20 elektoral votes, Biden unggul 49,6 persen dan Trump 49,3 persen.
(Tribunnews.com/Maliana)