Pemilihan Presiden Amerika Serikat
Jelang Pilpres AS: Pemilih Kulit Hitam Lebih Banyak Terlibat Dibanding Pemilu AS 2016 Lalu
Koordinator negara bagian Pennsylvania untuk Black Voters Matter Britanny Smalls mengatakan, pemilih Afrika-Amerika lebih banyak dibanding 2016 lalu.
TRIBUNNEWS.COM - Pemilihan Presiden Amerika Serikat 2020 tinggal menghitung jam.
Warga Amerika akan merayakan pesta demokrasi pada 3 November 2020.
Merek memiliki dua calon yang bersaing untuk memperebutkan kursi kepresidenan dan memimpin selama empat tahun ke depan.
Pilpres AS tahun ini diketahui memiliki lebih banyak pemilih di banding Pemilu AS 2016 lalu.
Terkait Pilpres AS, Koordinator negara bagian Pennsylvania untuk Black Voters Matter Britanny Smalls mengatakan, pemilih Afrika-Amerika lebih banyak dibanding 2016 lalu.
Mengutip Al Jazeera, menurut pengalamannya, pemilih kulit hitam di Pennsylvania lebih terlibat dalam Pilpres AS 2020 ini.
Baca juga: Apa Dampak Pilpres AS terhadap Politik di Indonesia? Begini Kata Pengamat

Baca juga: KemenkopUKM Ajak UMKM Manfaatkan Fasilitas GSP Ekspor Produk ke AS
Penduduk Philadelphia 42 persen adalah orang Afrika-Amerika.
Pada tahun ini lebih dari 90 persen pemilih yang memenuhi syarat di kota itu terdaftar.
Pennsylvania memiliki 1,1 juta pemilih terdaftar, ini merupakan jumlah tertinggi sejak 1984.
"Kebanyakan orang yang saya ajak bicara benar-benar terlibat dalam proses tersebut (Pilpres AS)," kata Smalls melalui telepon, Jumat (30/10/2020).
"Mereka sangat antusias mengikuti siklus pemilu ini," terangnya.
"Kami memiliki beberapa orang yang masih tidak yakin siapa yang akan mereka pilih, tetapi, kami sangat senang mengetahui bahwa mereka masih ingin berpartisipasi," tambahnya.
Baca juga: Solidaritas untuk George Floyd, PM Kanada Berlutut saat Demo Black Live Matter di Paliament Hill

Tragedi Rasial
Lebih jauh, Smalls juga menyoroti insiden belum lama ini.
Diketahui, pada 26 Oktober 2020 kemarin, terjadi penembakan polisi terhadap Wallace Jr, pria kulit hitam.