Sabtu, 4 Oktober 2025

Virus Corona

Amerika Serikat Catat Jumlah Harian Covid-19 Tertinggi Sejak Awal Pandemi, Ada 82 Ribu Kasus Baru

Amerika Serikat mencatat jumlah harian tertinggi kasus virus corona sejak pandemi dimulai, setidaknya 82.600 infeksi baru

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Sri Juliati
Alex Edelman / AFP
Petugas pemadam kebakaran dan paramedis dengan Anne Arundel County Fire Department mengangkut pasien yang mengalami gejala COVID-19 pada 13 April 2020 di Glen Burnie, Maryland. 

TRIBUNNEWS.COM - Amerika Serikat mencatat jumlah harian tertinggi kasus virus corona sejak pandemi dimulai.

Pada Jumat (23/10/2020), Amerika mencatat setidaknya 82.600 infeksi baru, The Washington Post melaporkan.

Angka itu melampaui rekor sebelumnya saat terjadi lonjakan kasus pada musim panas di sepanjang Sun Belt.

Lonjakan kasus Covid-19 bisa membuat AS terpuruk.

Beberapa rumah sakit di Barat dan Barat Tengah dilaporkan sudah kewalahan.

Jumlah kematian juga mulai meningkat.

Baca juga: Update Covid-19 Global 24 Oktober: 4 Negara Ini Laporkan Lebih dari 1 Juta Infeksi Virus Corona

Baca juga: Cemaskan Pengaruh China, Menlu Amerika Serikat Ingin Bertemu Jokowi

Gelombang arus kali ini jauh lebih luas daripada gelombang dari musim panas dan musim semi lalu.

Para ahli memperingatkan gelombang Covid-19 yang lebih buruk kali ini dapat menyebabkan kekurangan staf dan persediaan medis.

Paramedis membawa pasien ke pintu masuk ruang gawat darurat Pusat Medis Wyckoff Heights di Brooklyn pada 02 April 2020 di New York.
Paramedis membawa pasien ke pintu masuk ruang gawat darurat Pusat Medis Wyckoff Heights di Brooklyn pada 02 April 2020 di New York. (Angela Weiss / AFP)

Rumah sakit sudah melaporkan kekurangan obat-obatan dasar yang diperlukan untuk mengobati Covid-19.

Jumlah kasus harian baru yang meroket ini bukan hanya soal peningkatan pengujian.

Pasien rawat inap Covid-19 juga  meningkat di 38 negara bagian selama seminggu terakhir.

Jumlah kematian secara nasional telah mencapai di atas 1.000 dalam beberapa hari terakhir.

Terakhir kali AS mencapai rekor harian baru untuk kasus virus corona yaitu 76.533 kasus baru pada 17 Juli.

Sebanyak 40 ribu dari jumlah tersebut datang hanya dari empat negara bagian, yaitu Arizona, California, Florida dan Texas, menurut analisis Washington Post.

Pada hari Jumat, 11 negara bagian menyumbang sebagian besar kasus yang sama.

Baca juga: Indonesia Menolak Tawaran Amerika Menampung Pesawat Mata-mata P-8 Poseidon

Baca juga: 4 Hal yang Menjadi Sorotan dalam Debat Donald Trump vs Joe Biden: Singgung Konspirasi Keluarga

Dalam dua minggu terakhir, 24 negara bagian telah memecahkan rekor mereka untuk kasus tertinggi dalam satu hari.

Lebih dari 170 kota di 36 negara bagian dinyatakan sebagai pusat penyebaran, menurut laporan federal internal yang dibuat Kamis untuk pejabat di Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan dan diperoleh The Post.

"Salah satu cara utama kami melewati gelombang sebelumnya adalah dengan memindahkan petugas kesehatan," kata Eleanor J. Murray, seorang ahli epidemiologi di Universitas Boston.

"Itu tidak mungkin terjadi ketika virus menyebar ke mana-mana," tambahnya.

Yang juga mengkhawatirkan, kata Murray, adalah tidak ada yang tahu seberapa tinggi gelombang ini akan tumbuh sebelum mencapai puncaknya.

"Kami memulai gelombang ini jauh lebih tinggi dari gelombang sebelumnya," katanya.

"Dan itu akan terus meningkat sampai orang dan pejabat memutuskan untuk melakukan sesuatu."

Petugas pemadam kebakaran dan paramedis dengan Anne Arundel County Fire Department mengangkut pasien yang mengalami gejala COVID-19 pada 13 April 2020 di Glen Burnie, Maryland.
Petugas pemadam kebakaran dan paramedis dengan Anne Arundel County Fire Department mengangkut pasien yang mengalami gejala COVID-19 pada 13 April 2020 di Glen Burnie, Maryland. (Alex Edelman / AFP)

Lebih dari 8,3 juta orang Amerika sejauh ini telah terinfeksi virus corona.

Setidaknya 222.000 telah meninggal, menurut database yang dikelola oleh The Post.

Jumlah kasus yang tinggi dalam beberapa hari terakhir telah memicu kekhawatiran karena negara tersebut bahkan belum mengalami liburan dan cuaca dingin.

Cuaca yang dingin telah lama diperingatkan oleh para ahli akan memunculkan kasus-kasus baru Covid-19 yang melonjak lebih tinggi.

Lebih banyak interaksi berarti lebih banyak transmisi selama perayaan Halloween, Natal, dan Tahun Baru.

Udara musim dingin yang kering dan dingin juga akan membuat virus tetap stabil lebih lama.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved