Fakta Wanita Pengirim Paket Isi Racun ke Trump Ditangkap, Ternyata Bukan Pertama Kali Terjadi
Wanita terduga pengirim paket atau surat beracun kepada Presiden AS Donald Trump diamankan polisi.
TRIBUNNEWS.COM - Wanita terduga pengirim paket atau surat beracun kepada Presiden AS Donald Trump diamankan polisi.
Wanita itu ditangkap di perbatasan AS-Kanada di negara bagian New York.
Menurut laporan CNN, pejabat keamanan AS mengatakan wanita tersebut sedang berusaha masuk AS.
Saat ditangkap, terduga pengirim surat beracun itu tengah membawa pistol.
Jaksa penuntut AS di Washington DC diharapkan bisa segera mengajukan dakwaan kepada wanita ini.
Dilansir The New York Times, Agen Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan (Customs and Border Protection) sudah menahan wanita itu.
Baca: Ini Jenis Racun yang Dikirim ke Kantor Presiden AS Donald Trump, Jika Dihirup Langsung Bikin Tewas
Baca: Baru Jadi PM Jepang, Yoshihide Suga Bicara Lewat Telepon dengan Presiden Trump

Terduga tersangka tinggal di AS tahun lalu.
Dia sempat ditangkap polisi pada Maret 2019 di Texas karena memiliki senjata api ilegal.
Pejabat keamanan senior juga mengatakan wanita tersebut berurusan dengan hukum lantaran membawa SIM palsu.
Saat berada di Penjara Daerah Hidalgo di Edinburg, Texas, pihak berwenang mendapati bahwa visa milik wanita itu sudah kadaluarsa.
Selain itu dia juga melanggar ketentuan paspornya karena melakukan tindak kejahatan saat berada di AS.
Sehingga wanita tersebut langsung dideportasi ke Kanada.
Gugus Tugas Terorisme Gabungan (Joint Terrorism Task Force) sebelumnya memimpin penyelidikan terkait pengirim surat beracun kepada Donald Trump.
Surat tersebut berisi racun risin dan dikirim ke alamat Gedung Putih.
Baca: Edan, Angkatan Udara China Bikin Simulasi Serangan ke Pangkalan Udara AS di Guam
Terungkap bahwa sebelumnya paket serupa juga dikirimkan ke kantor sheriff dan kantor tahanan di Texas.
Racun risin terbuat dari sisa pengolahan minyak dari buah jarak dan racun ini tidak diketahui penawarnya.
Pihak keamanan akhir pekan ini mengatakan bahwa amplop itu mungkin dikirim dari Kanada, namun tidak jelas kapan waktu pengirimannya.
Beruntung surat itu berhasil dicegat keamanan Gedung Putih sebelum diterima Presiden Trump.
Menurut keterangan dua petugas penegak hukum AS, surat itu tidak punya hubungan dengan kelompok teroris internasional.
"Penangkapan dilakukan terhadap seseorang yang diduga bertanggung jawab mengirim surat yang mencurigakan," kata FBI dalam sebuah pernyataan.

Investigasi sedang berlangsung.
Amplop beracun itu berhasil diidentifikasi setelah melewati proses skrining sebelum masuk Gedung Putih.
Sebenarnya ini merupakan kali kedua Trump dikirimi surat beracun risin.
Pada 2018 silam, otoritas federal berhasil mengidentifikasi surat yang diduga berisi risin yang ditujukan untuk Trump, Pentagon, dan beberapa pejabat keamanan nasional AS.
Departemen Kehakiman menetapkan tersangka, yakni seorang veteran Angkatan Laut bernama William Clyde Allen, telah mengirim biji jarak sebagai ganti risin.
Dia didakwa dalam tujuh dakwaan federal karena mengancam akan menggunakan racun biologis sebagai senjata.
Baca: Pentagon Kirim Pasukan ke Suriah Pasca Bentrokan antara AS dan Militer Rusia
Dilansir Daily Mail, teror racun ini juga pernah terjadi pada 2014 silam yang melibatkan aktris Shannon Richardson bintang The Walking Dead hingga dihukum karena mengirim amplop berisi risin.
Surat itu ia tujukan kepada Presiden Barack Obama dan Wali Kota New York City, Michael Bloomberg.
Shannon dijatuhi hukuman 18 tahun penjara.
Masih di tahun yang sama, mahasiswa Universitas Georgetown, Daniel Milzman mengaku bersalah atas tuduhan federal setelah sekantong risin ditemukan di kamar asramanya.
Jaksa penuntut mengatakan dia berencana memberikan risin kepada rekannya.
Akhirnya dia dijatuhi hukuman satu tahun dan satu hari di penjara federal.
Diberitakan Tribunnews sebelumnya, risin merupakan senyawa alami yang bersifat racun dan merupakan produk sampingan dari pengolahan biji buah jarak.
Jika terhirup, disuntikkan, atau tertelan racun ini bisa langsung membunuh orang tersebut.

Baca: Presiden Donald Trump Bantah Direktur CDC Soal Ketersediaan Vaksin Covid-19: Dia Melakukan Kesalahan
Baca: Donald Trump Dapat Kiriman Amplop Beracun, Begini Nasibnya Sekarang
Mengutip laporan CNN pada 4 Maret 2019, kurang dari satu titik risin dapat membunuh seseorang dalam waktu 36 hingga 48 jam.
Korban akan mengalami kegagalan sistem pernapasan dan gangguan pada peredaran darah.
Biasanya racun ini diberikan guna menteror seseorang yang ditargetkan.
Risin bisa berbentuk bubuk, pelet, asap, atau asam.
Jika tertelan, risin akan mengakibatkan mual, muntah, dan pendarahan internal lambung dan usus.
Kemudian diikuti dengan kegagalan hati, limpa, dan ginjal.
Kematian korban ricin diakibatkan runtuhnya sistem peredaran darah.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)