Minggu, 5 Oktober 2025

Pentagon Kirim Pasukan ke Suriah Pasca Bentrokan antara AS dan Militer Rusia

Tiga pejabat pertahanan AS mengatakan, Pentagon mengerahkan pasukan AS ke Suriah pasca bentrokan antara militer Washington dan Rusia.

Twitter/TheLastWord
Tiga pejabat pertahanan AS mengatakan, Pentagon mengerahkan pasukan AS ke Suriah pasca bentrokan antara militer Washington dan Rusia. 

TRIBUNNEWS.COM - Tiga pejabat pertahanan AS mengatakan, Pentagon mengerahkan pasukan AS ke Suriah pasca bentrokan antara militer AS dan Rusia.

Para pejabat menambahkan, pasukan dan kendaraan militer yang dikirim berfungsi sebagai unjuk kehadiran untuk mencegah militer Rusia menyerah wilayah keamanan timur, tempat AS, koalisi, dan Pasukan Demokrat Suriah beroperasi.

NBC News melaporkan, pasukan tambahan akan mencakup enam Kendaraan Tempur Bradley dan kurang dari 100 tentara beroperasi di timur laut Suriah dalam 90 hari.

"Tindakan dan bala bantuan ini adalah sinyal yang jelas bagi Rusia untuk mematuhi proses de-konflik bersama. Bagi Rusia dan pihak lain untuk menghindari tindakan yang tidak profesional, tidak aman, dan provokatif di timur laut Suriah," kata pejabat AS.

Baca: Pentagon Akui Kekuatan Militer China Mulai Kalahkan Amerika

PentagonkirimpasukanASkeSuriah
Tiga pejabat pertahanan AS mengatakan, Pentagon mengerahkan pasukan AS ke Suriah pasca bentrokan antara militer Washington dan Rusia.

Baca: Pentagon Bentuk Satuan Tugas untuk Selidiki Penampakan Diduga UFO

Untuk diketahui, militer AS dan pasukan Rusia telah melakukan kontak di pos pemeriksaan dan di sepanjang jalan raya M4 di Suriah sepanjang tahun 2020.

Pada 17 Agustus kemarin, Pasukan Demokratik AS dan Suriah diserang dengan tembakan senjata ringan setelah melewati pos pemeriksaan dekat Tal al-Zahab, Suriah.

AS dan SDF mendapat izin dari pasukan rezim pro-Suriah yang berjaga di pos pemeriksaan, tetapi kemudian mulai menembak dari pasukan tak dikenal di dekatnya.

Kemudian, AS dan SDF membalas tembakan dan tidak mengalami korban jiwa.

Pejabat AS mengatakan tembakan senjata kecil kemungkinan datang dari pasukan Suriah dan Rusia.

Insiden paling serius tahun ini terjadi beberapa hari kemudian, ketika tujuh tentara AS terluka ketika kendaraan militer Rusia menabrak sebuah kendaraan militer AS di timur laut Suriah.

Baca: Pentagon Kembangkan Konsep Perang Militer AS di Masa Depan

Baca: Pentagon Setuju Penjualan Pesawat Hawkeye Surveillance Senilai 2 Miliar Dolar AS ke Prancis

Tiga pejabat AS mengatakan, kendaraan Rusia sengaja bertabrakan dengan Amerika dan kemudian beberapa helikopter Rusia terbang rendah dan cepat di atas tempat kejadian, yang menurut seorang pejabat "sangat provokatif."

Para pejabat menerangkan, kendaraan Rusia berada di luar area operasi yang disepakati tanpa pemberitahuan.

Juru bicara Komando Pusat AS Kapten Bill Urban mencirikan tindakan mereka sebagai tindakan yang "sengaja provokatif dan agresif."

Dalam sebuah wawancara eksklusif dengan NBC News, komandan Komando Pusat AS mengecam perilaku buruk Rusia dan kurangnya profesionalisme di lapangan.

"Hal itu membawa kami ke dalam situasi berbahaya di mana patroli darat Rusia benar-benar masuk ke wilayah keamanan Suriah timur, sebuah wilayah tempat mereka tidak diizinkan untuk berada," katanya.

"Kami sangat beruntung, orang-orang kami di lapangan mampu mencegah terjadinya insiden yang lebih besar," kata Jenderal Frank McKenzie.

"Itu adalah momen yang mengkhawatirkan. Dan jika terjadi ke arah lain, kita mungkin mendapat masalah di sana dan mereka mungkin juga mendapat masalah," terangnya.

Pertemuan itu adalah yang paling provokatif antara AS dan Rusia di Suriah sejak Februari 2018, ketika ratusan militer swasta Rusia yang bersenjata lengkap.

Mereka dilengkapi dengan tank dan artileri, menyerang bersama di daerah tempat Pasukan Demokratik AS dan Suriah beroperasi.

AS terbang dengan pesawat tempur AC-130 dan pesawat serang lainnya untuk menghentikan serangan serangan itu.

Sekira 300 tentara bayaran Rusia dilaporkan tewas, mereka diyakini bekerja untuk Grup Wagner

McKenzie mengatakan, AS terus melakukan patroli keamanan dengan SDF tetapi mitra Suriah sebenarnya melakukan sebagian besar operasi taktis dan pertempuran yang sebenarnya.

“Patroli tersebut selalu dilakukan dengan mitra SDF kami. Anda tidak akan pernah melihat elemen AS di luar sana bergerak sendiri, SDF akan selalu berafiliasi dengannya saat mereka bergerak," terangnya.

Baca: Kawasan Laut China Selatan Memanas, Pentagon Kerahkan Dua Kapal Induk Saat China Latihan Militer

Baca: Pentagon: Trump Setujui Penarikan 9.500 Pasukan AS dari Jerman

Keputusan untuk Menambah Lebih Banyak Pasukan

Lebih lanjut, keputusan untuk menambah lebih banyak pasukan ke Suriah muncul setelah pemerintahan Trump mengumumkan akan menarik hampir setengah dari pasukan yang bertugas di Irak dan Afghanistan dalam beberapa minggu mendatang.

AS akan menarik diri dari sekira 5.200 di Irak menjadi sekira 3.000 pada akhir September, dan dari 8.600 di Afghanistan menjadi sekitar 4.500 pada pemilihan November.

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved