Sabtu, 4 Oktober 2025

Bahrain akan Normalisasi Hubungan Diplomatik dengan Israel

Bahrain akan normalisasi hubungan diplomatik dengan Israel. Langkah bersejarah yang disebut menandai perubahan dramatis aliansi Timur Tengah.

Via Sky News
Benjamin Netanyahu dari Israel dan Salman bin Hamad Al Khalifa dari Bahrain: Bahrain akan Normalisasi Hubungan Diplomatik dengang Israel 

Sementara upacara penandatanganan akan dihadiri Netanyahu dan menteri luar negeri Emirat.

Putra Mahkota Bahrain, Salman bin Hamad Al Khalifa direncanakan akan menghadiri acara tersebut.

Baca: Bahrain: Tak Ada Normalisasi dengan Israel Sebelum Palestina Merdeka

Sejak Mesir dan Yordania membentuk hubungan diplomatik dengan Israel, masing-masing pada 1979 dan 1994, negara Arab mana pun telah siap untuk mengakuinya.

Langkah UEA dan sekarang Bahrain, membalikkan konvensi lama di antara negara-negara Arab: mereka tidak akan membentuk hubungan apa pun dengan Israel sampai konflik Israel-Palestina diselesaikan dengan pembentukan negara Palestina.

Bulan lalu, hanya beberapa minggu setelah mengumumkan kesepakatan, Israel dan UEA menandai hubungan baru dengan penerbangan komersial pertama antara kedua negara.

Pemerintah Bahrain mengatakan, mereka akan mengizinkan penerbangan antara Israel dan UEA untuk menggunakan wilayah udaranya, menyusul keputusan yang sama oleh Arab Saudi.

Baca: Raja Salman Tak Akan Normalisasi Hubungan dengan Israel, Kecuali Ada Kejelasan Status Palestina

Pemerintahan Trump membingkai aliansi sebagai bukti, Presiden Amerika mampu menempa jalur baru di Timur Tengah.

Perkembangan itu pasti akan ditampilkan sebagai bagian dari kampanye pemilihan ulangnya.

Kesepakatan tersebut sebagian dimotivasi oleh musuh bersama berbagai negara, Iran.

Pemerintahan Trump mencoba membujuk negara-negara Arab Sunni lainnya untuk mengikuti Bahrain dan UEA.

Sejumlah negara termasuk Kuwait dan Arab Saudi berbagi kepedulian Amerika dan Israel atas Iran, dan apa yang mereka lihat sebagai pengaruh regional yang berbahaya.

Arab Saudi telah mengisyaratkan pihaknya belum siap untuk menandatangani kesepakatan apa pun dengan Israel, mengutip masalah Palestina.

Inisiatif Perdamaian Arab tahun 2002, yang dipimpin oleh Arab Saudi menjelaskan, normalisasi hubungan antara negara-negara Arab dan Israel bergantung pada penyelesaian dengan Palestina.

Inisiatif tersebut menyatakan, normalisasi hanya akan mengikuti penarikan penuh oleh Israel dari Wilayah Pendudukan Palestina dan pembentukan negara Palestina dengan Yerusalem Timur sebagai ibukotanya.

Baca: Setelah Normalisasi Hubungan, Israel dan UEA Sepakat Kerjasama Tanggulangi Covid-19

Melanggar inisiatif itu, UEA menjembantani kesepakatannya dengan Israel setelah Netanyahu setuju untuk menangguhkan rencananya untuk mencaplok sebagian besar Tepi Barat yang diduduki.

Aliansi baru ini akan membentuk hubungan ekonomi, perdagangan, dan pariwisata baru yang penting antara bekas musuh.

Belum jelas bagaimana mereka dapat melanjutkan upaya untuk menemukan perdamaian antara Israel dan Palestina - konflik yang menjadi inti dari proses perdamaian Timur Tengah.

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

 
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved