Virus Corona
Peneliti Rusia Ungkap Uji Coba Vaksin Covid-19 pada Anak-anak Dapat Dimulai dalam 9 Bulan
Peneliti Rusia mengatakan studi vaksin untuk melawan virus corona pada anak-anak dapat dimulai dalam sembilan bulan.
TRIBUNNEWS.COM - Peneliti Rusia mengatakan studi vaksin untuk melawan virus corona pada anak-anak dapat dimulai dalam sembilan bulan.
Kepada kantor berita resmi Rusia, TASS, Direktur Pusat Penelitian Epidemiologi dan Mikrobiologi Nasional Gamaleya dari Kementerian Kesehatan Rusia, Alexander Gintsburg mengatakan, uji klinis untuk orang dewasa perlu diselesaikan terlebih dahulu.
Setelah fase pasca pendaftaran selesai, katanya, studi pada anak-anak baru dapat dimulai.
Vaksin akan diberikan selama 3-4 bulan dan setelah orang terakhir disuntik, kemudian harus menunggu enam bulan lagi.
Baca: Uji Coba Vaksin Covid-19 Buatan AstraZeneca Tersendat, Sukarelawan Mengaku Tak Khawatir

Baca: Saham AstraZeneca Jatuh setelah Umumkan Penghentian Sementara Uji Coba Vaksin Covid-19
Menurut peneliti, dokumen yang belum diselesaikan untuk mendapatkan izin dari Kementerian Kesehatan Rusia untuk mempelajari vaksin ini pada anak-anak.
Saat ini prosesnya sedang berlangsung.
Direktur Pusat Penelitian Gamaleya mencatat, belum ada yang membahas versi pengurangan vaksin dan belum ada eksperimen semacam ini yang dilakukan.
"Ada kemungkinan, ini akan dilakukan serupa dengan vaksin BCG di mana vaksin BCG-M mengandung setengah dari dosis dewasa vaksin untuk melawan tuberkulosis," katanya,Selasa (8/9/2020).
"Jika anak usia 14 tahun disuntik dengan BCG-M, itu satu dosis. Kalau bayi baru lahir diinokulasi, yang lebih umum dosisnya dikurangi setengahnya, ” terangnya.
Dia tidak mengesampingkan kemungkinan, pendekatan yang sama akan digunakan dengan vaksin Sputnik V.
Baca: Tawarkan Vaksin Covid-19 Sputnik-V Kepada Indonesia, Rusia Jamin Harganya Lebih Murah

Baca: Presiden Meksiko Siap Jadi Orang Pertama Mencoba Vaksin Sputnik V Buatan Rusia
Peneliti juga menyebutkan kemungkinan pembuatan bentuk intranasal dari vaksin sebagai versi yang lebih lembut.
"Anak-anak memiliki massa tubuh yang berbeda," ungkapnya.
"Secara alami, seorang anak dengan berat 20 kilogram pasti membutuhkan dosis yang lebih rendah daripada orang dewasa dengan berat 50-60-70 kilogram," kata ilmuwan tersebut.
Pada 11 Agustus 2020 kemarin, Rusia menjadi pertama di seluruh dunia untuk mendaftarkan vaksin terhadap coronavirus yang bernama Sputnik V.
Baca: Ajang Pertarungan Berbahaya ini Digelar di Rusia! Berapa Hadiahnya?
Persiapan tersebut dikembangkan oleh Gamaleya National Research Center dan lolos uji klinis pada bulan Juni-Juli 2020.
Ini didasarkan pada platform yang diketahui sebelumnya digunakan untuk vaksin lain.
Kemudian pada 15 Agustus 2020, Kementerian Kesehatan mengumumkan peluncuran produksi sediaan tersebut.
Pada 8 September 2020, gelombang pertama vaksin dirilis untuk sirkulasi sipil.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)