Bom di Kabul: Ledakan Targetkan Wakil Presiden Afghanistan Amrullah Saleh, 10 Orang Tewas
Bom meledak di Kabul, kabarnya, ledakan tersebut menargerkan Wakil Presiden Afghanistan Amrullah Saleh.
"Saya baik-baik saja tetapi beberapa pengawal saya terluka," ungkap Saleh.
"Anak saya, yang berada di dalam mobil bersama saya, dan saya baik-baik saja," kata Saleh dalam pesan video, dengan perban terlihat di tangan kirinya.
"Saya mengalami luka bakar di wajah dan tangan saya. Ledakannya kuat," terangnya.
Baca: Muncul Klaster Baru Covid-19 di Karanganyar, Berawal dari Ijab Kabul
Baca: 14 Roket Hantam Dekat Kawasan Diplomatik Utama di Kabul
Bom Diledakkan Ketika Konvoi Lewat
Lebih lanjut, Kementerian dalam negeri mengatakan, bom itu ditempatkan di gerobak di sisi jalan dan diledakkan dari jarak jauh ketika konvoi Wakil Presiden lewat.
Presiden Afghanistan Ashraf Ghani, yang bertemu dengan Saleh pada Rabu pagi, setelah serangan itu buka suara.
Ashrar Ghani mengatakan "teroris dan pendukung asing mereka tidak dapat merusak keyakinan kuat rakyat akan perdamaian, demokrasi dan masa depan cerah negara kita".
Secara terpisah, delegasi Uni Eropa di Afghanistan mengutuk serangan itu, menyebutnya sebagai "tindakan putus asa oleh perusak upaya perdamaian, yang harus dihadapi secara kolektif".
Baca: Penjara di Afghanistan Diserbu ISIS: 29 Orang Meninggal, 1.000 Tahanan Coba Melarikan Diri
Para pejabat Afghanistan diperkirakan akan memulai pembicaraan yang lama tertunda dengan Taliban dalam beberapa hari mendatang di Doha, Qatar.
Pembicaraa itu sebagai upaya mencapai rekonsiliasi politik setelah bertahun-tahun pertumpahan darah.
Taliban menandatangani kesepakatan pada Februari dengan AS untuk mengakhiri 19 tahun konflik antara keduanya.
Perjanjian perdamaian menghentikan serangan Taliban terhadap pasukan AS tetapi kelompok militan terus menargetkan militer dan pemerintah Afghanistan.
Tetapi Taliban pada Februari berjanji untuk tidak melancarkan serangan di daerah perkotaan, seperti yang terjadi di Kabul pada hari Rabu.
Kelompok yang disebut ISIS juga telah melancarkan berbagai serangan tingkat tinggi di Afghanistan dalam beberapa tahun terakhir.
Pada Agustus, kelompok itu mengaku bertanggung jawab atas operasi terhadap sebuah penjara di kota Jalalabad timur yang menewaskan 29 orang dan memungkinkan ratusan narapidana melarikan diri.
Menanggapi serangan hari Rabu, kepala tim perunding pemerintah Afghanistan, Mohammad Masoom Stanekzai, menyerukan agar kekerasan dihentikan jika proses perdamaian ingin berhasil.
"Waktu untuk mencari alasan telah berlalu. Pembunuhan terhadap orang-orang harus diakhiri," katanya.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)