Selasa, 30 September 2025

Kasus Alexei Navalny Potensial Ancam Rusia di Proyek Nord Stream 2

Di Moskow, data intelijen Belarusia yang mengindikasikan aksi peracunan Alexei Navalny direkayasa telah diserahkan ke Badan Keamanan Federal (FSB).

Dimitar DILKOFF / AFP
Pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny berdiri di dekat aparat penegak hukum di lorong sebuah pusat bisnis, yang merupakan kantor Yayasan Anti-Korupsi (FBK) miliknya, di Moskow pada 26 Desember 2019. 

"Materi tersebut telah diserahkan kemarin. Seperti yang Anda ketahui, Lukashenko mengatakan kemarin materi tersebut akan dibagikan dengan FSB," kata Peskov.

"FSB pasti akan membuat laporan tentang dokumen yang diperoleh dari mitra Belarusia. Saya tidak ragu tentang itu," imbuh Peskov.

Rusia menurut Peskov akan menilai secara menyeluruh temuan Lukashenko berdasarkan kerja intelijennya.

Presiden Belarusia Alexander Lukashenko sebelumnya mengklaim, petugasnya menangkap percakapan antara intelijen Jerman dan Polandia terkait kasus Alexei Navalny.

Baca: Terungkap Jenis Racun yang Dipakai Meracuni Pemimpin Oposisi Rusia Alexei Navalny

Baca: Jerman Ungkap Kritikus Presiden Vladimir Putin, Alexei Navalny Diracuni dengan Agen Saraf Novichok

Kanselir Jerman Angela Merkel Rabu (2/9/2020) menyatakan, tokoh oposisi Rusia, Alexey Navalny, adalah korban kejahatan.

Mengacu hasil tes tim kesehatan Bundeswehr (militer Jerman), telah ditemukan agen kimia kelas Novichok di tubuh pria tersebut.

Merkel meminta Moskow menjawab pertanyaan yang hanya bisa dijawab oleh pemerintah Rusia. Kisah “peracunan Navalny” langsung disambar media barat.

Reaksi Media Eropa Amerika Dinilai Emosional

Dmitry Babich, jurnalis senior Rusia, kolumnis dan narasumber tamu di sejumlah televisi internasional  menyebut reaksi media dan pejabat barat sangat cepat dan emosional.

“Dibandingkan reaksi di Rusia sendiri,” tulisnya dikolom opini Russia Today, Kamis (3/9/2020). Meskipun Navalny menonjol di lingkaran oposisi Rusia, reaksi atas kasusnya secara domestik tidak signifikan.

“Tidak ada tindakan protes yang diadakan atau direncanakan, lebih dari satu minggu setelah Navalny diduga diracun,” lanjutnya.

“Faktanya, bahkan kritikus paling keras terhadap pemerintah Rusia masih berdebat di antara mereka sendiri dan menyarankan berbagai versi peristiwa yang berbeda,” imbuh Babich.

Dmitry Babich menambahkan,  ada banyak kelompok kepentingan di Rusia dan di luar negeri ini yang tertarik menyingkirkan Navalny dari panggung politik lewat skandal semacam itu.

Namun, pemerintah barat di mata Babich, yakin versi cerita yang paling memberatkan Rusia adalah yang benar dan hanya berbicara tentang konsekuensi terhadap Moskow.  

Belum banyak yang menelaah kasus Navalny ini kaitannya proyek pipanisasi gas Nord Stream 2. Jerman sedang dalam tekanan kuat AS agar menghentikan kerjasama proyek strategis itu dengan Rusia.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved