Sabtu, 4 Oktober 2025

Virus Corona

CDC Sebut 94% Kematian Pasien Covid-19 di AS Terjadi Akibat Adanya Kondisi Medis Lain

CDC merilis data terbaru yang memperlihatkan berapa banyak warga Amerika yang meninggal akibat Covid-19 yang juga memiliki kondisi medis lain

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Citra Agusta Putri Anastasia
CDC
Bagian luar CDC "Tom Harkin Global Communications Center" yang terletak di Kampus Roybal organisasi di Atlanta, Georgia. 

TRIBUNNEWS.COM - Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat atau CDC merilis data terbaru pekan lalu yang memperlihatkan berapa banyak warga Amerika yang meninggal akibat Covid-19 yang juga memiliki kondisi medis lain.

Menurut laporan, hanya 6 persen kematian menulis Covid-19 sebagai satu-satunya penyebab utamanya.

Sedangkan, 94 persen pasian Covid-19 yang meninggal memiliki kondisi medis lain yang menyertainya.

Dilansir rochesterfirst.com, CDC menulis daftar kondisi medis lain berikut yang berkaitan dengan kematian pasien Covid-19.

- Influenza dan pneumonia

- Kegagalan pernapasan

- Penyakit hipertensi

- Diabetes

- Demensia vaskular dan demensia tidak spesifik

- Henti jantung (cardiac arrest)

- Gagal jantung (heart failure)

- Gagal ginjal

- Cedera yang disengaja dan tidak disengaja, keracunan, dan kejadian buruk lainnya

- Kondisi medis lainnya

Baca: CDC Tak Lagi Rekomendasikan Karantina Mandiri Selama 14 Hari bagi Para Pelancong

Baca: CDC Revisi Durasi Isolasi Pasien Corona Ringan, 10 Hari Boleh Keluar tanpa Harus Dites Ulang

CDC menjelaskan bahwa data mereka menggunakan jumlah kematian sementara untuk memberikan gambaran paling lengkap dan akurat tentang kematian akibat COVID-19.

Angka-angka itu didasarkan pada akta kematian yang menurut CDC adalah sumber data paling andal.

Akta kematian bisa berisi informasi yang tidak tersedia di tempat lain dan mencakup kondisi penyakit penyerta, ras dan etnis serta tempat kematian.

CDC mengatakan jumlah kematian sementara mungkin tidak sesuai dengan jumlah dari sumber lain, seperti jumlah dari departemen kesehatan daerah.

Hal ini dikarenakan akta kematian membutuhkan waktu untuk dibuat.

CDC juga menambahkan bahwa data sementara belum lah lengkap.

Penghitungan sementara belum final dan dapat berubah, dan jumlah kematian tidak seharusnya dibanding-bandingkan di seluruh negara bagian.

CDC Perbarui Pedoman, WHO Tegaskan Orang yang Terpapar Virus Corona Harus Tetap Dites

Petugas melakukan pengambilan sampel usap tenggorokan dan hidung kepada seluruh pegawai Setda Kendal, Kamis (6/8/2020) lalu.
Petugas melakukan pengambilan sampel usap tenggorokan dan hidung kepada seluruh pegawai Setda Kendal, Kamis (6/8/2020) lalu. (TribunJateng.com/Saiful Masum)

Organisasi Kesehatan Dunia ( WHO) menegaskan bahwa orang yang terpapar seseorang yang positif virus corona, tetap harus melakukan tes.

WHO menegaskan, baik orang yang menunjukkan gejala sakit, seperti batuk, flu atau demam, maupun yang tidak menunjukkan gejala atau asimptomatik.

Hal itu menyusul diperbaruinya pedoman Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit ( CDC) Amerika Serikat, terkait pengujian yang tidak perlu dilakukan saat orang mungkin terpapar Covid-19 dari orang yang positif.

Seperti dilansir CNN, Rabu (26/8/2020), perubahan pedoman CDC itu dianggap membingungkan para dokter.

Sebab, dalam pedoman pengujian Covid-19, CDC mengatakan beberapa orang tanpa gejala mungkin tidak perlu diuji, jika mereka telah melakukan kontak dekat dengan seseorang yang terinfeksi virus.

Dokter UGD dan profesor kesehatan masyarakat di George Washington University, Dr Leana Wen mengatakan bahwa perubahan pedoman pengujian yang disampaikan CDC dianggapnya tidak masuk akal.

"Justru inilah (orang yang dicurigai terpapar Covid-19) yang harus dites," kata Dr Wen.

Perubahan pedoman ini, menurut pejabat senior kesehatan federal, adalah hasil dari tekanan pemerintahan Presiden AS Donald Trump.

Terkait pedoman pengujian virus corona, situs CDC sebelumnya menuliskan bahwa tes disarankan untuk semua kontak dekat orang dengan infeksi virus SARS-CoV-2. Karena potensi penularan tanpa gejala dan pra-gejala yang mungkin saja terjadi.

Namun, pada Senin lalu, pedoman itu telah diperbarui, yang menyatakan apabila orang melakukan kontak dekat dengan jarak 1,5-2 meter dengan seseorang yang terinfeksi Covid-19, setidaknya selama 15 menit tetapi tidak memiliki gejala, maka tidak perlu tes.

Kecuali seseorang yang rentan atau penyedia layanan kesehatan, atau pejabat kesehatan masyarakat setempat merekomendasikan untuk melakukan tes.

Menanggapi hal ini, pimpinan teknis Covid-19 WHO, Maria Van Kerkhove tidak menyebutkan situasi AS secara spesifik, seperti dilansir dari Science Alert yang dikutip dari AFP, Jumat (28/8/2020).

WHO telah merekomendasikan, apabila terjadi kontak dengan seseorang yang terkonfirmasi positif Covid-19, maka jika memungkinkan dilakukan tes, terlepas dari perkembangan gejala yang dialami.

"Kami tahu bahwa orang yang memiliki gejala dapat menularkan, dan kami tahu bahwa orang yang tidak memiliki gejala juga dapat menularkan virus," jelas Van Kerkhove.

Pedoman penanganan pandemi global ini oleh WHO telah dikembangkan, serta telah menyerahkan kewenangan strategi pengujian pada masing-masing negara.

Data kasus positif virus SARS-CoV-2 di dunia berdasarkan Worldometer saat ini telah mencapai lebih dari 24,6 juta kasus, dengan angka kematian mencapai 835.679 kasus.

Van Kerkhove mengatakan fokus pengujian Covid-19 yakni pada mereka yang mengalami gejala, terutama ketika menyelidiki kelompok kasus, maka pengujian mungkin perlu diperluas.

"Paling penting tes dijadikan peluang untuk menemukan kasus-kasus yang aktif, sehingga bisa diisolasi dan juga bisa dilakukan contact tracing. Ini sangat penting untuk memutus rantai transmisi (penularan virus corona)," jelas dia.

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "CDC Perbarui Pedoman, WHO Tegaskan Terpapar Virus Corona Harus Tetap Dites".

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie/Kompas.com, Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved