Sabtu, 4 Oktober 2025

Negara-negara Afrika Barat Tutup Perbatasan dan Sumber Keuangan Ke Mali setelah Presiden Ditahan

Presiden Mali Ibrahim Boubacar Keita mengatakan mengundurkan diri dan membubarkan Parlemen, beberapa jam setelah tentara pemberontak menahan dirinya

aljazeera.com
Presiden Mali Ibrahim Boubacar Keita 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau

 

TRIBUNNEWS.COM, DAKAR- Komunitas Ekonomi Negara-Negara Afrika Barat (ECOWAS) langsung bersikap atas upaya kudeta oleh militer di Mali.

Semua negara yang tergabung dalam ECOWAS menutup perbatasan dengan Mali dan menghentikan semua aliran keuangan ke negara tersebut.

Demikian disampaikan ECOWAS dalam pernyataannya kepada media, seperti dilansir Reuters, Rabu (19/8/2020).

Diberitakan Presiden Mali Ibrahim Boubacar Keita ditahan oleh tentara pemberontakan di ibukota Bamako, Selasa (18/8/2020) waktu setempat.

Media lokal menyebut, Perdana Menteri Boubou Cisse turut ditahan pemberontak.

ECOWAS juga sepakat untuk mengeluarkan Mali dari keanggotaan.

Baca: Uni Afrika Kutuk dan Serukan Pembebasan Presiden dan PM Mali 

Ditahan Tentara Pembetontak, Presiden Mali Mengundurkan Diri 

Presiden Mali Ibrahim Boubacar Keita mengatakan ia mengundurkan diri dan membubarkan Parlemen, beberapa jam setelah tentara pemberontak menahan dirinya dan pejabat tinggi dari pemerintahannya.

Hal itu disampaikan Presiden Mali dalam sebuah pidato singkat yang disiarkan di televisi lokal, sepertin dilansir Reuters Rabu (19/8/2020).

Ia mengatakan, tidak ingin ada jatuhnya korban hanya karena ia mempertahankan jabatannya.

"Saya ingin tidak ada pertumpahan darah yang akan terjadi untuk menjaga saya tetap berkuasa," katanya.

Baca: Guru Besar UI: Apakah ISIS Itu Pemberontak dari Pemerintahan yang sah atau tidak?

Sumber keamanan melaporkan sebelumnya, Presiden Mali Ibrahim Boubacar Keita ditahan oleh tentara pemberontakan di ibukota Bamako, Selasa (18/8/2020) waktu setempat.

Media lokal menyebut, Perdana Menteri Boubou Cisse turut ditahan pemberontak.

Penangkapan ini terjadi setelah tentara melakukan pemberontakan di markas tentara Kati, di luar Bamako.

Masih beluk diketahui pasti siapa yang memimpin pemberontakan tersebut, siapa yang memerintah selama Keita tidak ada atau apakah yang diinginkan oleh para pemberontak.

Tak berselang lama Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengutuk aksi penangkapan Presiden Mali Ibrahim Boubacar Keita dan pejabat pemerintah oleh tentara pemberontak.

"Sekjen PBB menyerukan agar para pemberontak segera membebaskan langsung mereka," kata juru bicara PBB, Stephane Dujarric, dalam sebuah pernyataan.

Hal senada juga disuarakan Komisi Uni Afrika, Moussa Faki Mahamat.

"Saya mengutuk penangkapan Presiden Ibrahim Boubacar Keita, Perdana Menteri dan anggota pemerintah Mali."

"Kami serukan agar mereka segera dibebaskan," tegas Faki seperti dilansir Reuters, Rabu (19/8/2020), (Reuters)

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved